BAB IV
UNSUR INTRINSIK
NOVEL SUPERNOVA
EPISODE AKAR
KARYA DEWI
LESTARI
Novel
Supernova Episode Akar dipilih dalam
penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. Kelebihan novel Supernova Episode Akar terletak pada
ceritanya yakni tentang keteguhan prinsip yang dimiliki oleh Bodhi sebagai
tokoh utama dalam novel ini. Keteguhan itu terkadang harus dipertahankan Bodhi ditengah
suasana-suasana yang selalu berganti dan sangat
kuat untuk mempengaruhinya ketika dia sedang mencari pengalaman dalam
hidupnya. Bodhi harus dapat mempertahankan segala sesuatu terlebih yang
menyangkut tentang kepercayaannya dan pedoman hidupnya. Di sisi lain, Bodhi
juga harus dapat membaur dan berinteraksi dengan orang disekelilingnya yang
memang berbeda, baik tingkah laku maupun kebudayaan.
Bodhi
sebagai tokoh utama dalam novel ini juga memiliki kelebihan dibalik semua
serangan arus westernisasi (kehilangan
jiwa nasionalisme, mencontoh budaya bangsa lain) yang dialaminya.
Teman-temannya pada saat itu memprofilkan dirinya sebagai sosok yang sederhana
dan mempunyai pendirian yang teguh. Bodhi juga dijadikan sebagai simbol dari
aliran punk straight edge, karena
walaupun sebagai salah satu pengikut aliran punk, dia tidak pernah merokok,
tidak minum alkohol, tidak memakai obat terlarang, tidak menganut seks bebas,
dan vegetarian (Lestari, 2012).
Kelebihan
yang dimiliki Dewi Lestri sebagai penulis novel ini, yaitu penulis dapat
menggambarkan setiap detail-detail konflik yang terjadi dengan kata-kata yang
bersifat eksplisit (gamblang), sehingga pembaca serasa larut dalam kisah Bodhi.
Hingga dapat merasakan ikut perpetualangan di dalamnya.
Masalah
lain yang menarik untuk dikaji dalam novel Supernova
Episode Akar antara lain, yaitu: tempat-tempat yang dikunjungi Bodhi dalam
rangka mencari kesejatian hidupnya sangat menarik dan tidak monoton. Berawal
dari vihara yang didiami Bodhi selama 18 tahun, kemudian menjadi cleaning service di sebuah hotel di
Belawan, pergi ke Penang dengan pasport made
in Ompung Berlin, kemudian ke Bangkok, Laos, Golden Triangle, Bangkok-Trat,
Kamboja, dan kembali ke Indonesia-Jakarta.
Berdasarkan uraian di atas, maka
penulis akan menganalisis unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Supernova Episode Akar.
4.1.
Unsur Intrinsik Novel Supernova Episode Akar
Novel
Supernova Episode Akar karya Dewi
Lestari memiliki unsur instrinsik yang sangat menarik. Penulis mengungkapkan
perjalanan tokoh Bodhi dalam mencari kesejatiannya dengan penggambaran yang
tidak mainstream. Mulai dari tema
yang menjadi pokok utama jalan cerita yang ada dalam novel ini. Alur cerita
yang terdiri dari perpaduan plot progesif
dan plot regresif. Bukan hanya itu,
Dewi Lestari dengan lihai menggambarkan kondisi Bodhi dengan bahasa-bahasanya
yang membuat pembaca seakan larut dalam cerita itu. Amanat yang terkandung
dalam novel ini sangat bermanfaat bagi setiap umat beragama. Terlebih lagi gaya
bahasa yang digunakan Dewi Lestari yang begitu khas dan eksplisit, hal ini pula
yang menjadi salah satu daya tarik novel ini. Dan masih banyak sekali hal-hal
yang menarik dalam novel ini, yang menarik untuk dianalisis unsur intrinsik
dari novel ini.
4.1.1.
Sinopsis Novel Supernova Episode Akar
Bodhi terlahir sebagai yatim piatu, dia
dibesarkan oleh Guru Liong di Vihara di daerah Pasuruan, Jawa Timur. Pada
umurnya ke 18, Bodhi berniat untuk mencari kesejatian hidupnya. Petualangannya
dimulai ketika Bodhi menjadi cleaning
service di sebuah hotel di Belawan. Berbekal paspor made in Ompung Berlin,
Bodhi berpetualang menjadi backpacker.
Bodhi pergi ke Bangkok. Bodhi tinggal di penginapan Srinthip bersama sejumlah backpackers. Masuklah Kell di peginapan
Srinthip. Kell mengajari Bodhi bagaimana cara mentatto seseorang. Dari mentatto
itulah sekarang Bodhi bisa mendapatkan
uang.
Seorang backpacker asal Hollywood bernama Star
datang untuk menginap di Srinthip. Star meminta Bodhi untuk mentatto dirinya di
payudaranya. Dalam proses penatottan payudara Star, Star selalu berusaha
menggoda Bodhi. Bodhi selalu membaca mantra suci dalam hatinya untuk menahan
godaan setan. Setelah itu, Star langsung check
out dari Srinthip.
Bodhi melanjutkan perjalanan pencarian
kesejatian hidupnya. Kali ini dia pergi ke Laos. Di Laos, Bodhi bertemu dengan
laki-laki tua pengasuh Bob Marley. Selain itu, Bodhi juga bertemu Tristan. Mereka
berdua bekerja di ladang ganja di Golden Triangle
dengan upah USD 700 per minggu. Sekian bulan di sana Bodhi memiliki cukup uang untuk melanjutkan kembara
berikutnya.
Bodhi ingin bertemu dengan Kell. Dia
memutuskan untuk kembali ke Bangkok tapi
sayangnya dia tidak menemukan Kell. Bodhi terdampar di sebuah pertarungan di Golden
Triangle hanya demi menolong seorang laki-laki yang telah menyalamatkannya dari
teror Khmer Merah.
Perjalanan Bodhi dilanjutkan kembali. Kali ini
Bodhi sedang menyusuri daratan ranjau. Disana dia bertemu dengan Epona, gadis
penakluk ranjau. Disana pula dia bertemu dengan Kell. Ketika peralatan
pendeteksi ranjau perlu direparasi. Epona, Kell, Neang, dan Bodhi pergi ke
Battambang. Sebelum itu, mereka mapir ke tempat Michael. Ketika Kell ingin
buang air kecil, tidak sengaja dia menginjak rajau. Bukan malah memikirkan
keselamatannya, Kell meminta Bodhi untuk menattonya. Setelah Bodhi selesai
mengerjakannya, Kell menghembuskan nafas terakhirnya.
4.1.2.
Tema Novel Supernova Episode Akar
Tema yang terdapat dalam novel
Supernova Episode Akar
adalah petualangan pencarian kesejatian hidup yang hakiki. Bodhi, sebagai tokoh
utama mencari kesejatian hidupnya yang hakiki dengan berpetualang menjadi backpacker. Kesejatian tersebut
diharapkan dapat menjawab pertanyaan yang selama ini menjadi bahan perenungan
dan kebimbangan Bodhi. Bodhi yang anak yatim piatu juga ingin mengetahui
sebenarnya dari mana dia berasal, dari mana manakah akar dia berasal. Hal ini
sesuai dengan judul novel ini, yaitu akar.
4.1.3.
Plot atau Alur Cerita Novel Supernova Episode Akar
Novel karya
Dewi Lestari ini, menggunakan alur campuran karena awalnya pengarang
mengenalkan situasi dan tokoh cerita, lalu menceritakan kejadian masa lalu
ketika Bodhi berniat untuk mencari kesejatian hidupnya. Kemuadian penulis
memaparkan cerita-cerita yang menuju konflik hingga klilmaks dan anti klimaks.
Penulis menggunakan alur maju mundur agar memudahkan pembaca mengetahui awal
penyebab konflik terjadi. Sedangkan untuk klimaks, penulis menyuguhkan kisah
ketika iman Bodhi diuji dengan erangan Star saat ditatto oleh dirinya. Hal ini
merupakan hal yang paling sulit dilewati selama perjalanannya mencari
kesejatian hidup. Menggunakan alur maju dan mundur dapat dibuktikan dengan
uraian sebagai berikut:
4.1.3.1.
Tahap Penyituasian
Pada tahan
ini penulis memperkenalkan situasi latar dan tokoh cerita. Berikut ini adalah
tahap penyesuaian dalam novel Supernova
Episode Akar: Bodhi seorang yang menganut aliran punk. Karena gayanya yang
gundulisme, Bodhi dijadikan simbol aliran punk
straight edge. Meskipun Bodhi
penganut punk, dia tidak merokok,
tidak minum alkohol, tidak pakai narkoba, tidak menganut free sex, dan vegetarian. Bodhi bekerja menjadi penyiar radio gelap
di salah satu station radio di Jakarta. Selain menjadi penyiar radio, Bodhi
juga sering menjadi orientator untuk anak-anak jalanan yang mulai kehilangan
“arah”. Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan “Bodhi juga
dijadikan sebagai simbol dari aliran punk
straight edge, karena walaupun sebagai salah satu pengikut aliran punk, dia
tidak pernah merokok, tidak minum alkohol, tidak memakai obat terlarang, tidak
menganut seks bebas, dan vegetarian” (Lestari, 2012). Meskipun menganut
punk-yang terkenal dengan hal negatif-Bodhi tetap hidup sehat dan mematuhi
ajaran Budha.
Pengenalan
profesi Bodhi sebagai seorang penyiar radio dapat dilihat dari kutiban sebagai
berikut, “Pergi siaran, Bod?” Gun, salah satu fans fanatikku, menyapaku” (Lestari, 2012). Gun menyapa Bodhi di indokos mereka, ketika
Bodhi bersiap-siap berangkat siaran. Seperti biasa, selain menyapa Gun juga memesan
lagu untuk diputar Bodhi pada saat Bodhi bersiaran nanti.
4.1.3.2.
Tahap Permunculan Masalah
Selama 18
tahun Bodhi hidup bersama dengan Guru Liong di Vihara. Meskipun yatim piatu,
Bodhi ingin mengetahui asal-usulnya. Akhirnya, Bodhi memutuskan untuk mencari
kesejatian hidupnya dengan menjadi backpacker.
Berbekal paspor made in Ompung
Berlin, Bodhi memulai perjalanannya dari Penang hingga ke Bangkok. Disana Bodhi
tinggal di penginapan Srinthip. Masuklah Kell di penginapan Srinthip. Kell mengajari
Bodhi bagaimana cara mentatto. Keinginan Bodhi untuk keluar dari wihara dapat
dibuktikan dengan kutipan “Umur saya baru delapan belas tahun, tapi rasanya
sudah hidup berabad-abad. Pada titik itulah saya memutuskan untuk keluar dari
wihara. Menikmati saja neraka ini. Terbakar hangus, jangan nanggung... “
(Lestari, 2012). Selama 18 tahun Bodhi menghabiskan waktunya di wihara.
Bodhi ingin merasakan kehidupan layaknya manusia normal. Dengan tekat yang kuat
Bodhi meminta izin untuk meninggalkan wihara kepada Guru Liong.
Selain itu,
penulis juga memberika kutipan, yaitu “Berbekal paspor made in Ompung Berlin
yang berhasil lolos mulus” (Lestari, 2012), Kutipan ini menunjukan bahwa
Bodhi mendapat paspor palsu dari Ompung Berlin. Dengan paspor ini Bodhi
berhasil lolos dalam operasi petugas imigrasi di setiap negara. Paspor made in Ompung Berlin yang membantu
Bodhi menemukan kesejatian hidupnya.
4.1.3.3. Peningkatan
Konflik
Isthar
Shumer (Star) seorang backpacker
cantik dari Hollywood. Selain cantik Star juga berperawakan seksi. Star masuk
di penginapan Srinthip. Setiap malamnya selama sepuluh detik, Star selalu
melakukan hal tak senonoh, yaitu berganti kaos di hadapan penghuni kamar. Semua
laki-laki di kamar penginapan selalu membicarakan hal yang jorok tentang Star.
Bodhi pernah dituduh mengintip Star saat berganti kaos sebelum tidur. Hal ini
memicu adu mulut antara Star dan Bodhi yang dilanjutkan dengan “berdiam-diaman”
antara Bodhi dan Star selama tiga hari. Hal ini dapat dibuktikan dengan
beberapa kutipan "Yes,
you did. I’m not blind! You
were staring at me. Dan, itu adalah pelecehan, tauk” (Lestari, 2012), kutipan ini
menjelaskan bahwa Star menuduh Bodhi mengintipnya di penginapan Srinthip.
Kenyataanya, Bodhi hanya menoleh kepada Heldegaard, perempuan penghuni
penginapan Srinthip. Yang sebenarnya mengintip Star setiap hari adalah Jan dan
Clark. Konflik ini yang membuat Bodhi kesal kepada Star dan mulai bersikap
hati-hati kepadanya.
Kutipan
ini menunjukan hubungan Star dan Bodhi pasca Star menuduh Bodhi mengintipnya, “Setelah
tiga hari tidak saling sapa sama sekali, tiba-tiba aku dan Clark melihat Star
sedang window shopping di Khao San”
(Lestari, 2012). Tiba-tiba saja Star
meminta Bodhi untuk menattonya. Tanpa persetujuan dari Bodhi, Clark
langsung menyetujuinya. Bodhi mempunyai firasat buruk kepada Star. Tanpa rasa
malu Star meminta Bodhi menattonya di daerah payudarah. Selama proses
pengerjaan tatto berlangsung, Bodhi terus membentengi dirinya dengan mantra
suci.
4.1.3.4.
Tahap Klimaks
Star meminta
Bodhi untuk ditatto di bagian payudaranya. Pada saat proses penattoan, Star
selalu mengerang. Hal ini membuat Bodhi risih. Semakin lama eranganan itu
semakin jelas terdengar oleh telinga Bodhi. Hal ini mengusik “Bodhi” yang lain.
Bodhi terus membentengi dirinya dengan mantra-mantra suci yang diucapkannya di
dalam hati. Tidak semakin mereda malah tingkah dan suara Star semakin
dibuat-buat. Dengan susah payah Bodhi menyelesaikan tugasnya. Tak disangka
tingkah Star semakin berani. Star memanggut bibir Bodhi. Akhirnya, pertahanan
Bodhi runtuh. Bodhi ikut terbakar dalam neraka dunia yang diciptakannya
sendiri. Hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa kutipan “Saya ingin ditatto
di... sini.” Star membawa rengkuhan tangannya untuk menopang payudara sebelah
kanan, kemudian mendorongnya naik. “Kamu lihat, Bodhi? Ada tahi lalatnya”
(Lestari, 2012), kutipan ini menjelaskan bahwa Star sedang menggoda iman
Bodhi dengan memaju-majukan payudaranya. Meskipun Bodhi sudah menghindar bahkan
memeringatkan Star untuk tidak melakukan hal itu, namun tetap saja Star
melanjutkan perbuatannya.
Star semakin
menunjukan keliarannya di depan bodhi. Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan “Aku
mendengar desahan dan kuputuskan untuk tidak mengangkat mukaku sama sekali.
Sesuatu pun mengeras. Bukan bagian tubuhku. Namun, putingnya” (Lestari,
2012). Selanjutnya, Bodhi mencukur bulu halus di sekitar puting Star. Selagi
ditatto Star sibuk menggoda Bodhi dengan gerakan-gerakan panas. Bodhi
memaki-maki dalam hati. Memaki kell yang telah mengajarinya menatto. Memaki
Clark yang sudah membuat Star percaya bahwa tatto buatannya istimewa. Dan yang
terakhir, memaki dirinya sendiri yang masih butuh uang,
“Dalam hati,
cukup di dalam hati, aku membaca sebuah mantra, Om / Siu To Li / Siu To Li / Siu Mo Li / So Po Ho. Mantra untuk
menyucikan raga” (Lestari, 2012), kutipan ini membuktikan Bodhi sedang
membetengi dirinya dengan mantra-mantra suci agar kesuciannya sebagai seorang
Budha tidak ternodai. Namun, godaan Star terhadap Bodhi semakin menadi-jadi.
4.1.3.5.
Anti Klimaks
Bodhi
memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya mencari kesejatian hidup dan berpisah
dengan Kell. Di perjalanan, Bodhi terus mendapat rintangan. Namun, dengan mudah
dia melewatinya. Di daratan ranjau, Bodhi bertemu dengan Epona. Di sana pula,
dia bertemu dengan Kell. Namun pertemuan itu tidak berlangsung lama. Kell
meninggal ketika dia tidak sengaja menginjak ranjau. Setelah semua peristiwa
itu, Bodhi memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan
dengan beberapa kutipan yang menunjukkan adanya interaksi antara Bodhi dan
Epona. Hal ini menjelaskan adanya keberadaan tokoh Epona dibagian anti klimaks
novel Supernova Episode Akar. “Epona menoleh dan berkata, “You may walk normally now.” Suara itu lembut diluar dugaan
(Lestari, 2012). Epona memperbolehkan Bodhi untuk berjalan normal setelah
dia memastikan tidak ada ranjau di dalam hamparan tanah kosong yang luas.
Setelah itu, salah satu teman Epona datang dengan mobil Jip putih.
Kutipan lain
yang menunjukkan bahwa tokoh Kell meninggal di akhir cerita tahap anti klimaks,
“Kemerduan yang belum saatnya kuleburi, tetapi ia sudah. Sekarang, ia sudah
(Lestari, 2012:). Kell, sahabat Bodhi, tidak sengaja menginjak ranjau yang akhirnya
merenggut nyawanya. Sebelum meninggal Kell ingin ditatto oleh Bodhi. Sementara
itu, Epona masih memperbaiki alat pendetektor supaya Kell dapat diselamatkan.
Namun, sebelum alat itu selesai Kell sudah menghembuskan nafas terakhirnya.
4.1.4.
Setting (Latar) Novel Supernova Akar
4.1.4.1.
Latar tempat
Novel
Supernova Episode Akar yang ditulis
oleh Dewi Lestari ini, menyuguhkan latar-baik latar tempat, latar waktu, dan
latar suasana yang berbeda dari novel-novel lainnya. Penulis mampu menghipnotis
pembaca lewat tulisannya. Salah satunya melalu latar waktu dalam novel ini.
Tidak hanya bersetting Indonesia, novel ini juga menyuguhkan Negara Malaysia,
Thailand, Bangkok, Laos, dan Golden Triangle sebagai latar tempatnya. Penulis
juga mengikutsertakan bahasa, sejarah, dan budaya dari masing-masing negara.
Hal itu dapat dilihat ketika Bodhi hampir mati tertembak oleh kaum komunis
Khmer Merah yang berusaha merebut Pailin pada tahun 1994. Selain itu, penulis juga
menguasai bahasa asing. Misalkan, “Khan hroo mai khao yoo thi nai krup?” yang
berarti kamu tahu dia diamana?, “Please, tell her, I’m so sorry” yang berarti
tolong bilang ke dia, aku sangat menyesal.
4.1.4.1.1.
Bandung
Tujuan
utamanya pergi ke Kota Bandung untuk mengunjungi Vihara Vipassana Graha di Desa
Sukajaya. Sebelum pergi ke tujuan utamanya, Bodhi ingin berkeliling Kota Bandung.Hal
ini dapat dibuktikan dengan kutipan “Aku baru tiba di stasiun Bandung
dengan tujuan awal vihara Vipassana Graha di Desa Sukajaya, Lembang, yang kata
orang jauh sekali sampai mendekati Cimahi” (Lestari, 2012). Bodhi mengingat
masa lalunya ketika dia baru sampai di Kota Bandung. Bodhi terus berjalan
menyusuri Kota Bandung hingga dia sampai di gedung olahraga yang penuh dan
sesak dengan anak punk. Bodhi mulai
bergabung dengan anak punk itu. Di sini Bodhi menemukan “rumah” yang dia cari.
Bukti
lainnya adalah “Pada suatu sore cerah di Kota Bandung, tiga tahun silam,
sehabis menonton pertunjukan musik dilapangan yang kelak kutahu disebut
“Saparua”, berdua kami duduk di jongko mi rebus di Jalan Sumatra” (Lestari,
2012). Bodhi dan Bong sedang duduk berdua. Bodhi menanyakan kepada Bong
kenapa namanya Bong, bukan Bing, atau Bang, atau Bung. Bong menjawab dengan
cara yang unik. Selanjutnya Bong bertanya kepada Bodhi kenapa namanya Bodhi, bukan
Budi, Bude, atau Bodo. Bodhi tertawa mendengar pertanyaan itu. Bodhi mulai
bercerita segalanya kepada Bong, yang akhirnya Bong menjadi sahabat Bodhi.
“Sering juga
aku membantu teman-teman yang membuat fanzine
di Bandung” (Lestari, 2012). Bodhi mengingat masa lalunya ketika hidupnya
masih berpindah-pindah. Dulu, Bodhi pernah menjadi penyiar radio di Jakarta.
Kadang dia membantu teman-temannya yang membuat fanzine di Bandung, lalu
mendistribusikannya ke kota-kota yang akan disinggahinya.
Dari
bukti-bukti yang penulis berikan, bisa ditentukan latar novel Supernova Episode Akar untuk bagian
pengenalan tokoh adalah Bandung.
4.1.4.1.2.
Jakarta
Setelah
Bandung, penulis menyuguhkan Ibu Kota sebagai latar. Disini penulis hanya
berfokus pada tokoh utama sebagai penyiar radio gelap, penganut punk, dan orientator bagi anak-anak
jalanan yang bermasalah. Namun, sesekali penulis memberikan kalimat yang dapat
mengindikasikan pembaca bahwa latar yang diuraikan penulis adalah Jakarta.
Contohnya “Kebanyakan aku di Jakarta bersama Bong, mengurus
radio yang kadang mengudara-kadang tidak” (Lestari, 2012). Bodhi sedang
mengingat masa lalunya ketika dia dan Bong, sahabatnya, menjadi penyiar radio
yang kadang mengudara, kadang juga tidak.
Contoh
lainnya “Langit Jakarta menyelimuti kita dengan racun, kata orang-orang”
(Lestari, 2012). Sambil berceita tentang masa lalunya di hadapan empat anak,
Bodhi melihat langit luar Jakarta yang hitam dan kelam. Bodhi berfikir tentang
langit Jakarta yang selalu hitam. Tiba-tiba Bodhi rindu dengan orang dimasa
lalunya. Rindu dengan langit yang jernih. Rindu dengan masa lalunya.
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu latar tempat di novel Supernova Episode Akar adalah Jakara.
4.1.4.1.3.
Kota Medan dan Kota Surabaya
Penulis
telah menyuguhkan Kota Bandung dan Kota Jakarta, selanjutnya penulis
menyuguhkan Kota Medan dan Kota Surabaya. Di sini penulis hanya sekedar
menceritakan Kota Medan sebagai kota peralihan sebelum tokoh utama memualai
perjalan. Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan “Menyusupkan
saya ke rombongan pandita yang akan pergi ke Medan, membelikan tiket...”
(Lestari, 2012). Guru Liong menyusupkan saya ke
rombongan pendeta yang akan menuju Medan. Di Medan, Bodhi bekerja sebagai
pelayan di salah satu hotel.
Sedangkan
untuk Kota Surabaya ini adalah tempat dimana tokoh utama hidup. Dari pertama
kali tokoh utama ditemukan didepan vihara. Sampai tokoh utama berniat untuk
meninggalkan vihara demi mencari kesejatian hidupnya. Hal ini dapat dibuktikan
dengan kutipan “Saya belajar hampir segalanya di Vihara Pit Yong
Kiong, daerah Lawang, 60-an km dari Surabaya ke selatan” (Lestari, 2012). Di
Vihara Pit Yong Kiong Bodhi menghabiskan delapan belas tahun untuk merawat
vihara dan belajar banyak ilmu dengan Guru Liong. Bodhi sudah menganganggap
Guru Liong sebagai orang tuanya, sahabatnya, temannya, dan segalanya, karena
memang Bodhi hanya memiliki Guru Liong di dunia ini.
4.1.4.1.4.
Malaysia
Negara
Malaysia adalah negara dimana tokoh utama mendapatkan bekal berupa paspor palsu
made in Ompung Berlin. Karena paspor
inilah tokoh utama dapat memulai perjalanan demi mencari kesejatian hidupnya.
Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan novel “Tidak pernah
kukira, tiga hari setelah pertemuan pertamaku dengan kakek sakti yang
seram-seram imut itu, aku bisa naik kapal laut ke Penang” (Lestari, 2012).
Pak Sembiring membawa Bodhi ke tempat Ompung Berlin. Ompung Berlin adalah
pembuat paspor palsu. Bodhi meminta kepada Ompung Berlin untuk dibuatkan paspor
palsu. Paspor buatan Ompung Berlin dapat lolos dari petugas imigrasi. Hal ini
yang membuat Bodhi bisa pergi ke negara lain.
4.1.4.1.5.
Bangkok
Bangkok adalah
kota pertama diperjalanan hidup si tokoh utama. Di sini tokoh utama menjadi backpacker yang mempertemukannya dengan backpacker lain. Di Bangkok inilah si tokoh
utama mengalami masalah klimaks yang hampir melunturkan kesuciannya sebagai
umat Sang Budha. Di Bangkok pula si tokoh utama bertemu dengan seorang backpacker yang mengajarinya seni tatto.
Dalam bagian ini penulis benar-benar memperlihatkan keahliannya dalam
mengelolah kalimat-kalimat sehingga menjadi cerita yang eksplisit. Banyak pula
bahasa, istilah asing, dan keadaan sosial Negara Bangkok yang dituangkan dalam
novel ini. Seperti “Khan
hroo mai khao yoo thi nai krup?” yang berarti kamu
tahu dia diamana?. Hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa kutipan yang ada di
novel ini, “Hiruk-pikuk Hua Lamphong di kupingku mereda. Aku pun lanjut bercerita.
Bangkok merupakan babak baru. Kelahiran baru” (Lestari, 2012:59). Bodhi baru sampai
di Kota Bangkok. Dia mencoba bertahan di Kota Bangkok dengan bekal sedikit
bahasa mandarin, bahasa inggris, dan buku panduan backpacker dari Tristan. Di Bangkok, Bodhi mulai belajar bahasa
Thai. Bodhi juga mencoba mencari pekerjaan untuk menghidupi dirinya
sehari-hari. Di Bangkok, Bodhi tinggal di penginapan srinthip.
“Pergi ke
Yaowaraj, pecinannya Bangkok, dan berhasil jadi tukang cuci piring selama satu
bulan...” (Lestari, 2012). Selama satu bulan di Kota Bangkok, Bodhi sudah
berprofesi sebagai tukang cuci di sebuah restoran China, meskipun akhirnya
Bodhi harus dipecat karena tidak memiliki surat izin kerja. Dari hasil gajinya
bekerja selama sebulan, Bodhi sudah bisa membeli sleeping bag bekas dan tinggal di kamar mungil di penginapan
srinthip bersama lima orang.
“Merayakan
kembalinya ia ke Thailand setelah dua tahun keliling dunia. Bangkok adalah
titik nolnya” (Lestari, 2012). Setelah Kota Bangkok, Bodhi melanjutkan
kembali perjalannya. Setelah lama dia meninggalkan Thailand, Bodhi kembali lagi
ke Bangkok sebagai tujuan utamanya untuk mencari Kell sahabatnya.
“Karena
nggak punya siapa-siapa, Cuma di Bangkok saya bisa merdeka begini,” lanjut Kell
lagi (Lestari, 2012). Kell menceritakan latar belakangnya. Kell yang saat
itu menjadi orang tertampan di penginapan srinthip langsung mencuri perhatian
Robin dan Yvonne, dua perempuan di kamar penginapan srinthip. Kell mengabdikan
hidupnya hanya untuk tatto. Kell menceritakan mengapa dia bisa sampai ke
penginapan srinthip. Alasan utamnya hanya untuk mentatto Bodhi.
“Jadi, bisa
dibilang kamu datang jauh-jauh ke Bangkok hanya untuk menatto Bodhi? Maksud
simbol-simbol itu apa? Yvonne tidak tahan lagi (Lestari, 2012). Kell terus
bercerita tentang masa lalunya. Tentang tentang kisahnya yang pernah diculik
oleh alien. Semua penghuni kamar tidak percaya tentang kisah Kell. Mereka terus
menhujami Kell dengan pertanyaan. Kell mengakhiri ceritanya dan memfokuskan
dirinya kembali kepada Bodhi. Kell mencoba menerangkan makna dari simbol tatto
yang ada di tubuhnya kepada Bodhi.
“Bagaimana
kamu bisa tahu saya ada di sini, di Bangkok, di Banglamphoo, di Srinthip?”
(Lestari, 2012). Bodhi masih bingung kenapa Kell bisa sampai di penginapan
srinthip ini. Kell menerangkan bahwa semua ini sudah takdir. Kell dan Bodhi
harus betemu. Kell menjelaskan ketika Bodhi berangkatat meninggalkan Indonesia,
dia langsung berangkat menuju Bangkok. Meskipun Bodhi masih ragu, tapi Kell
terlihat serius.
4.1.4.1.6.
Laos
Setelah
penulis menceritakan masalah tokoh dengan latar Bangkok, penulis kembali
menghadirkan Laos sebagai latar tempat di novel Supernova Episode Akar. Tokoh
utama melawati berbagai rintangan dan koflik fisik dengan masyarakat Laos.
Bahkan tokoh utama hampir saja dibunuh oleh pasukan komunis Khmer Merah. Hal
ini dapat dibuktikan dengan kutipan ”Perjalanan ke Laos
memang bagai mimpi, yang justru membuatku tersadar, sudah terlalu lama aku di
Bangkok” (Lestari, 2012). Bodhi teringat pesan Guru Liong untuk jangan
pernah berhenti. Terus berjalan mencari kesejatian hidup. Bodhi memutuskan
untuk melanjutkan perjalanannya. Bodhi langsung menuju terminal.
“Lanjut
dengan bus meniti Saphan Mittaphap Thai-Laos atau Thai-Laos Friendship Bridge,
yang terbentang di atas Sungai Mekong” (Lestari, 2012). Sampai di Nong Khai
pagi-pagi, Bodhi langsung pergi menuju sungai Mekong. Tiba di bagian imigrasi,
kesaktian paspor Ompung Berlin masih mengiringi. Paspor buatan Ompung Berlin
lulus pemeriksaan.
“Tiba
di bagian imigrasi Laos. Kesaktian Ompung Berlin masih mengiringi. Paspor
keluaran Belawan itu tetap lolos mulus” (Lestari, 2012). Paspor buatan
Ompung Berlin masih terus membantu Bodhi untuk mencari kesejatian hidupnya.
Selanjutnya, Bodhi pergi ke Vientiane dengan bus. Di sana Bodhi bertukar kitab
dengan seorang backpacker. Setelah
itu, Bodhi menukarkan uang di money
changer.
“Sekalipun
tak dianjurkan oleh sesama backpacker,
kuhabiskan satu malam di Vientiane yang terasa seperti kuil hening dibandingkan
Bangkok” (Lestari, 2012). Vientiane adalah kota paling mahal di Laos.
Namun, Bodhi sudah todak tahan lagi jika dia harus melanjutkan perjalanan.
Bodhi memutuskan untuk menginap di penginapan termurah di Vientiane. Penginapan
itu cukup nyaman untuk sekedar beristirahat.
4.1.4.1.7.
Golden Triangle
Penulis
kembali memberika latar tempat yang menakjubkan. Golden Triangle terdapat
hamparan kebun ganja yang sangat luas. Setiap harinya banyak orang-orang yang
memetik daun ganja. Tidak hanya orang asia saja, bahkan orang barat pun ikut
berkumpul di Golden Triangle. Di sini tokoh utama bertemu dengan teman lamanya
sesama backpacker. Hal ini dapat
dibuktikan dengan kutipan “Dan, sekarang kamu ada di Golden Triangle, so forget the rest of the globe”
(Lestari, 2012). Bodhi bertemu Tristan di Golden Triangle. Tristan
menjelaskan tentang keindahan Golden Triangle. Tristan juga bercerita tentang
ladang ganja yang selain dihuni oleh orang Bangsa Asia Tenggara, juga dihuni
oleh Bangsa Eropa dan Amerika. Mereka di sana bekerja di ladang ganja. Upahnya
sangat besar, sekitar 700 USD perminggu. Tristan mengajak Bodhi untuk bekerja
di ladang ganja. Bodhi pun langsung menyetujuinya.
“Dan,
“Perserikatan Bangsa-Bangsa” di sini sepakat bahwa Golden Triangle merupakan
dimensi lain tempat segalanya bergerak lamban” (Lestari, 2012). Di Golden
Triangle banyak sekali orang-orang bangsa kulit putih yang bekerja di sana.
Setiap hari mereka melakukan hal yang sama. Di sana, waktu serasa berjalan
lambat.
4.1.4.2.
Latar Waktu
Selain
latar tempat, penulis juga menyugguhkan latar waktu di novel Supernova Episode
Akar. Dalam novel penulis tidak secara eksplisit menceritakan latar waktunya. Hal
ini dapat dibuktikan penulis dengan kutipan sebagai berikut:
4.1.4.2.1.
Pagi
“Permisi, Mas Bodhi. Selamat pagi [suaranya
selip lagi]---Ehm!” (Lestari, 2012:19). Saat sedang mandi di indekosnya, Bodhi
ditagih uang sewa yang menunggak selama 6 bulan. Meskipun begitu Bodhi tidak
kunjung membayar. Setiap bulannya dia selalu lolos dari tagihan. Entah
bagaimana caranya. Dari awal Bodhi tinggal di indekosnya, belum satu bulan pun
dia membayar uang sewanya.
“Setiap
kali ku songsong terbitnya matahari, sesuatu dalam tubuhku seperti terkelupas”
(Lestari, 2012). Bodhi merasakan ada yang hilang setiap harinya. Guru Liong
sedah menyarankannya untuk pergi meninggalkan vihara. Setidaknya Bodhi pernah
menjadi manusia normal. Bodhi sudah sangat jenuh dengan kehidupannya yang
monoton di vihara.
“Setelah
aku pulang dari kamar mandi pagi-pagi, Kell sudah menunggu dengan sekantong pà w-pia panas di kamar” (Lestari,
2012). Semenjak kedatangan Kell, Bodhi ingin segera pergi dari penginapan
srinthip. Namun, Kell membujuk Bodhi untuk tetap tinggal bersamanya di
penginapan srinthip. Bodhi pun setuju. Kell langsung memulai untuk mengajari Bodhi
bagaimana cara mentatto.
“Feri
sungai itu berangkat pukul sembilan pagi” (Lestari, 2012). Setelah dua
malam di Luang Prabang, Bodhi berangkat menuju Huay Xai. Bodhi berangkat naik slow boat. Bodhi menyusuri Sungai Mekong
sepanjang 300 kilometer selama dua hari dan menginap di dekat Pakbeng. Jam
sembilan pagi kapal feri yang dinaiki Bodhi berangkat. Kapal feri itu berjalan
lambat menyusuri sungai.
“Pagi secara alami membangunkan siapa saja
yang tidur di ruang terbuka” (Lestari, 2012). Setelah semalam mengalami
kejadian mengerikan, Bodhi terbangun oleh suara tiga orang. Mereka adalah tuan
rumah Bodhi. Mereka terdiri dari laki-laki tua, istri laki-laki tua, dan
seorang anak dari tuan rumah Bodhi. Tiba-tiba laki-laki tua bilang kepada Bodhi
bahwa dia akan mengantar Bodhi ke Pailin. Laki-laki tua itu melarang Bodhi
untuk pergi sendiri karena itu berbahaya.
“Subuh
esok harinya kami berangkat” (Lestari, 2012). Setelah menunggu kedatangan
laki-laki tua selama lima hari, akhirnya Bodhi diantar pergi ke Pailin.
Diperjalanan, Bodhi ditegur oleh laki-laki tua karena terlalu lambat jalannya.
Setengah jam kemudian mereka sampai di Pailin.
“Silau
matahari redam seketika oleh gelap ruangan” (Lestari, 2012). Bodhi berniat
menolong laki-laki tua itu. Namun, hal itu membawa Bodhi bertanding dengan
laki-laki yang berbadan besar. Diawal pertandingan Bodhi serasa ingin mati
saja. Laki-laki berbadan besar itu terus memukul dan meninju Bodhi. Hampir saja
Bodhi mati, namun, pukulan laki-laki berbadan besar kembali menyadarkan Bodhi.
Bodhi sangat marah karena kesempatannya untuk mati sudah hilang. Bodhi bangkit
lagi untuk membalaskan dendamnya. Bodhi menggunakan jurus wushu yang diajarkan
oleh Guru Liong. Dan akhirnya pertandingan dimenangkan oleh Bodhi.
“Jarang-jarang.
Senyap. Cuma kokok ayam sesekali menyambar lantang, kadang dekat mengaggetkan,
kadang jauh memanggil” (Lestari, 2012). Bodhi sampai di mulut kampung.
Waktu ini masih sangat pagi. Langit masih gelap. Bodhi dikagetkan dengan bapak
tua dan anjing kampung. Bapak tua itu menyilahkan Bodhi untuk tidur dalam
kantong tidurku di beranda rumahnya.
4.1.4.2.2.
Bulan Keenam
“Bulan keenam, dan selalu lolos.
Tinggal gratis dari pertama masuk”
(Lestari, 2012). Bodhi ditagih uang sewa indekosnya. Namun, sampai bulan
keenam, Bodhi belum juga membayar uang sewa.
4.1.4.2.3.
Malam hari
“Baru
tengah malam aku kembali ke Srinthip. Semua kantong tidur sudah terisi. Kecuali
punya Kell” (Lestari, 2012). Bodhi baru kembali di penginapan srinthip saat
tengah malam. Bodhi melihat sekelilingnya, semua kantong sudah diisi oleh
pemiliknya. Namun, Bodhi tidak melihat Kell dalam kantong tidurnya. Bodhi
bingung kenapa sudah larut malam Kell tidak ada di penginapa srinthip. Bodhi
melihat sekeliling kamarnya. Tiba-tiba Kell muncul dan berkata bahwa Bodhi
harus berhenti mencari jika Bodhi ingin menemukkannya.
“Malam
datang tak lama lagi. Angkasa tengah mengenakan jubah hitam yang luruh perlahan”
(Lestari, 2012). Malam menjelang, Bodhi masih duduk di pinggiran sungai.
Tiba-tiba Bodhi melihat biksu remaja sedang berjalan di atas air. Perlahan
Bodhi mengamati biksu muda itu. Bodhi merasa mengenal biksu muda itu. Muka
biksu itu mirip dengan Guru Liong. Bodhi yakin bahwa biksu itu adalah Guru
Liong remaja. Namun, semakin lama Guru Liong menghilang digantikan genang
sungai yang airnya ikut menghitam karena langit.
“Good night, Bodhi. Maaf menggangu,”
Sophin tersenyum manis lalu menutup pintu (Lestari, 2012:). Selama di kapal
feri Bodhi diikuti oleh anak kecil perempuan. Anak itu selalu mengikuti Bodhi
kemana pun. Namun, anak ini tidak mau bicara sama sekali. Ibu anak ini bingung
mencari anaknya. Setelah menemukan anaknya menangis dikamar Bodhi, si ibu
langsung meminta maaf kepada Bodhi dan berkata bahsa siapa saja yang diikuti
olrh anaknya akan mendapatkan kesialan.
“Lewat
tengah malam aku dibangunkan” (Lestari, 2012:). Bodhi dan Noi, supir truk, sudah sampai di Chiang Saen. Noi ingin
menunjukkan kepada Bodhi tentang tiga tempat, surga, neraka, dan bumi. Mereka
sampai di sebuah kedai. Noi menawarkan kopi kepada Bodhi. Tiba-tiba saja Noi
ingin meninggalkan Bodhi. Bodhi terpaksa memperbolehkan Noi untuk pergi. Noi
tidak pergi begitu saja. Noi meminta bayaran tumpangan yang di naikki Bodhi
sebesar dua puluh bath. Namun, Bodhi hanya memiliki sepuluh bath dan dua puluh
lima satang. Dengan kasar Noi merampas uang Bodhi dan langsung pergi.
“Lampu-lampu
minyak tanah yang terangnya pelit menggeriap, menerangi sedikit jalan lembap
berembun yang kami pijak” (Lestari, 2012). Bodhi ingin pergi ke Pailin.
Karena salah jalan dia hampir saja ditembak oleh pasukan tentara komunis Khmer
Merah. Waktu sudah menunjukkan tengah malam. Rumah panggung penduduk sudah
tertutup dengan lampu kecil di depan rumah.
4.1.4.2.3.4.
Sore Hari
“Star
meminta izin ke yang lain untuk memakai kamar beberapa jam pada sore hari. Saat
semua orang beraktivitas dan ada di luar” (Lestari, 2012). Star meminta
Bodhi untuk menattonya di bagian payudara. Maka dari itu Star meminta izin
penghuni kamar srinthip untuk menyewa kamar mereka saat sore hari hanya untuk
Star dan Bodhi. Hal itu dilakukan Star agar dia bebas untuk menggoda Bodhi.
4.1.4.3.
Latar Suasana
Untuk
melengkapi cerita dan membuat cerita lebih hidup. Penulis menceritakan latar
suasana untuk novel Supernova Episode Akar dengan cukup eksplisit. Membuat
pembaca ikut terhanyut oleh kisah si tokoh utama. Hal ini dapat dibuktikan penulis
dengan kutipan sebagai berikut:
4.1.4.3.1.
Menegangkan
“Penjelasanku
yang tidak mereka mengerti membuat suasana memanas dan seru-seruan kami yang
babur bertumpuk membuat keempat pria ini makin naik pitam. Sekelebat kulihat
seorang bersiap mengangkat senjata di depan perutnya. Terdengar suara kokangan.
Badanku kaku” (Lestari, 2012). Saat tengah malam Bodhi ditawan oleh empat
pria tentara komunis Khmer Merah. Tentara komunis Khmer Merah menentang siapa
saja yang bukan golongan komunis. Berbatasan bahasa membuat Bodhi semakin
terpojokkan, hingga akhirnya Bodhi berbohong kalau dia adalah seorang komunis.
Mendengar kata komunis, empat pri tentara komunis Khmer Merah mempersilahkan
Bodhi untuk melewati daerah mereka dengan syarat Bodhi harus menyerahkan apa
saja yang dia punya kepada Khmer Merah.
“Aku
terjengkang ke belakang, tidak sampai jatuh. Namun, mukaku seperti copot
setengah. Sakit sekali. Terhuyung, aku berusaha mengembalikan keseimbangan.
Namun, ia tidak memberi ruang” (Lestari, 2012). Niat menolong malah
menjadikan Bodhi sebagai taruhan di atas ring. Bodhi dan jagoan dari Pailin
beradu kekuatan di atas ring. Tentu saja Bodhi selalu terjatuh, lawannya
ternyata seorang yang berbadan besar dan kuat. Setiap kali Bodhi ingin
mengembalikan keseimbangannya selalu digagalkan oleh petarung jagoan Pailin.
“Hook
kirinya datang menghantam muka, yang kanan menyusul, dan terakhir tendangannya
mengempas ke dada. Kali ini aku jatuh. Darah mengalir dari sobekan bibir serta
pembuluh yang pecah di dalam hidung” (Lestari, 2012). Akhirnya Bodhi
tumbang dalam pertandingan ini. Bodhi merasa malaikat mautnya sudah datang
menjemput. Namun, lagi-lagi hal itu selalu digagalkan petarung Pailin. Hal itu
yang membuat Bodhi marah dan ingin balas dendam.
“Akhirnya, saya meletus, meraung-raung,
histeris, roboh, kejang-kejang, ngompol dan berak di celana, sampai terakhir
pingsan” (Lestari, 2012). Indera keenam Bodhi semakin menyiksanya. Terakhir
kali indera keenamnya muncul ketika Bodhi melihat seekor sapi sedang disembelih
saat hari raya Idhul Adha. Ketika itu Bodhi bisa merasakan bagaimana sakitnya
sapi disembilih. Rasanya dirinya berubah menjadi sapi. Bodhi sempat
kejang-kejang sampai akhirnya dia pingsan dan koma selama tiga hari. Bodhi
bertanya kepada Guru Liong mengapa hal ini bisa terjadi kepada dirinya. Guru
Liong berkata bahwa Bodhi mendapatkan karma masa lalu yang disebut dengan garuka karma-lima karma terberat, empat parajika, dan dasa akusala karma. Untuk menghilangkan karma ini, Guru Liong
menyarankan Bodhi untuk membaca dharani
Sukhavativyuha sampai 300 kali, kemudian membaca Mahacundi 900 kali.
“Merah
menglir memandikan rumput. Paha kirinya terputus tepat ditengah” (Lestari,
2012). Ranjau di bawah tanah telah meledakkan tanah Battambang. Kaki Kell
putus. Darah keluar membasahi rumput dan tanah di sekitar. Tidak adaa seorang
pun yang bisa menolong Kell sampai alat pendeteksi ranjau selesai diperbaiki.
4.1.4.3.2.
Tenang
“Udara
sejuk seketika menerpa kulit begitu bus kami tiba di Vang Vieng (Lestari,
2012:). Sesampainya Bodhi di Vientiene, dia memutuskan untuk menjadi turis. Kota
pertama yang menjadi tujuannya adalah Vang Vieng. Van Vieng merupakan surga
bagi para turis. Di Van Vieng Bodhi lebih banyak menghabiskan waktu luangnya
untuk duduk membaca kitab, menyusun jadwal wisata. Di sini Bodhi ingin
benar-benar merasakan jadi turis.
Lagit
setengah mendung waktu itu. Warna kelabu yang membekukan kakimu untuk diam dan
terus memandangi alam” (Lestari, 2012:). Jadwal wisata terkakhir Bodhi
adalah duduk di tepi Sungai Nam Song. Saat itu langit sudah gelap. Bodhi menangkap
sebuah bayangan dengan kain berwarna oranye. Diperhatikannya bayangan itu
dengan seksama. Bodhi sangat terkejut ketika dia menyadari bahwa bayangan itu
adalah Guru Liong masa muda. Semakin Bodhi mendekat, bayangan itu semakin pudar
dan digantikan oleh pemandangan sungai yang gelap.
“Saya
nggak pernah bisa tenang lagi. Selalu ketakutan.” (Lestari, 2012). Semenjak
kejadian Bodhi bisa merasakan disembelih, Bodhi tidak pernah merasa tenang.
Bodhi menyadari bahwa semua makhluk itu menderita. Sempat terpikirkan untuk
Bodhi bunuh diri. Namun, Bodhi kembali berpikir apakah hal itu dapat
menyelesaikan semua masalahnya.
“Kali
pertama dalam delapan belasan tahun, aku memberanikan diri untuk menyentuh muka
orang itu, manusia yang selalu memayungiku seperti lagit” (Lestari,
2012:). Bodhi melihat Guru Liong diam-diam. Disentuhnya muka Guru Liong
yang halus dan sejuk. Sekian detik Bodhi bisa merasakan apa yang dirasakan Guru
Liong. Bodhi ingin memeluk Guru Liong, namun Guru Liong segera menepisnya.
Setelah itu Bodhi segera menyampaikan keinginannya untuk pergi dari viharra.
4.1.4.3.3.
Sunyi
“Hari-hariku yang bisu. Persis ayam potong,
aku hanya diberi makan dua kali sehari” (Lestari, 2012:179). Semenjak kepergian
bapak tua yang menolong Bodhi dari tentara komunis Khmer Merah pergi. Dan Bodhi
disuruh menunggu sampai bapak tua itu kembali. Selama Bodhi menunggu di rumah
bapak tua itu, tidak ada percakapan apapun dengan istri dan anak dari bapak tua
itu. Hal itu disebabkan karena keterbatasan bahasa komunikasi.
4.1.4.3.4.
Mengharukan
“He’s not dying,” desisku, “because he can’t die. Not yet.”
Kupejamkan mata beberapa saat. Kell, aku dapat mendengarmu. Lebih jernih dari
apapun. Kau membawanya dalam ranselmu. Tunggu aku, tunggu aku (Lestari,
2012). Tetap di tempat yang telah meledak, Kell sedang mengalami masa
sekaratnya. Tapi Bodhi tetap meyakini bahwa Kell tidak akan mati. Bodhi
langsung meminta alat DC power unit 1 ampere kepada Khieu Tang. Kemudian Bodhi
menyambar tas merah anggur milih Kell. Dengan segera dia mendekati Kell dan
langsung menatto tubuh Kell.
“Matakulah
yang leleh. Sedari tadi dibekukan paksa, tetapi sudah tak bisa lagi. Air mataku
merdeka kini” (Lestari, 2012). Selama melihat Kell tersiksa dengan darah
yang terus mengalir, Bodhi menahan air matanya supaya tidak jatuh. Setelah Kell
pergi untuk selama-lamanya, Bodhi langsung mengeluarkan air matanya. Bodhi menangis
sejadi-jadinya. Dia harus kehilangan sahabat yang disayanginya dengan cara
mengenaskan. Sebagai peninggalan terakhir, Kell memberikan koper anggur merah
untuk Bodhi.
“Kenalkan,
ini Kell. Dan, ini Guru Liong,” kataku seraya meletakkan di hadapan mereka dua
tabung logam sebesar kapsul multivitamin yang merupakan liontin di kalung
rantaiku (Lestari, 2012). Setelah selesai bercerita kepada empat anak muda
yang duduk di depannya, Bodhi memperkenalkan abu dua orang yang berarti dalam
hidupnya, Guru Liong dan Kell. Guru Liong meninggal ketika Bodhi sedang bekerja
di Golden Triangle. Abunya dititipkan kepada Bodhi di kantong plastik obat.
Yang lainnya dikirimkan ke sanak saudara. Dan sisanya ditaruh di vihara.
4.1.5.
Penokohan dalam Novel Supernova Episode Akar
Tokoh dibagi menjadi tiga, yaitu 1.)
Protagonis, 2.) Antagonis, dan 3.) Tritagonis.
4.1.5.1. Tokoh Protagonis dalam Novel Supernova Episode Akar
Dalam
novel Supernova Episode Akar tokoh yang berperan sebagai tokoh protagonis
adalah Bodhi Liong. Novel ini berdominan menceritakan kisah Bodhi yang
bertualang mencari kesejatian hidupnya. Bodhi adalah pemeran utama dalam
Supernova Episode Akar. Bodhi adalah seorang laki-laki yang yatim piatu sejak
kecil. Secara fisiologis, Bodhi berbadan kurus, kepalanya gundul, dan pada
kepalanya ada susunan tulang seperti tulang belakang yang membelah mulai dari
pucak dahi ke belakang dan menghilang perlahan di pangkal tulang leher.
Ini
bisa dipakai untuk menjelaskan kenapa ada susunan tulang seperti tulang
belakang membelah kepalaku, mulai dari puncak dahi ke belakang dan menghilang
perlahan di pangkal tulang leher. “Mereka menjulukiku Klingon. Padahal sisa
tubuhku yang lain sama seperti manusia biasa, jidatku tak lantas berlipat, dan
aku pun kurus, tidak tinggi besar seperti makhluk Klingon dalam Star Trek”
(Lestari, 2012:). Penulis juga selalu menceritakan tokoh Bodhi yang
mengindikasikan adanya keberadaan tokoh Bodhi selain sebagai tokoh protagonis,
juga sebagai tokoh utama. Beberapa contoh yang menjelaskannya, yaitu “Permisi,
Mas Bodhi. Selamat pagi [suaranya selip lagi]---Ehm!” (Lestari, 2012:). Seorang
penagih uang sewa indekos mendaangi Bodhi. Penagih uang bermaksud untuk meminta
uang sewa Bodhi yang menunggak selama enam bulan.
“Umur saya
baru delapan belas tahun, tapi rasanya sudah hidup berabad-abad. Pada titik
itulah saya memutuskan untuk keluar dari wihara. Menikmati saja neraka ini.
Terbakar hangus, jangan nanggung... “ (Lestari, 2012:). Bodhi berniat untuk
mencari kesejatian hidupnya. Bodhi ingin merasakan menjadi manusia normal yang
bisa menghirup udara bebas.
“Setiap
kali ku songsong terbitnya matahari, sesuatu dalam tubuhku seperti terkelupas”
(Lestari, 2012:). Bodhi merasakan ada yang hilang setiap harinya. Guru Liong
sedah menyarankannya untuk pergi meninggalkan vihara. Setidaknya Bodhi pernah
menjadi manusia normal. Bodhi sudah sangat jenuh dengan kehidupannya yang
monoton di vihara.
Kutipan pertama
mengindikasikan adanya tokoh Bodhi dalam novel Supernova Episode Akar.
Sedangkan kutipan kedua dan ketiga menjadi pengantar penulis untuk menceritakan
tokoh Bodhi lebih lanjut.
4.1.5.2.
Tokoh Antagonis dalam Novel Supernova
Episode Akar
Untuk
tokoh antagonis dalam novel ini adalah Ishtar Summer (Star) backpacker asal Hollywood yang menginap
di Srinthip. Dalam novel ini Star selalu membawa amanat buruk seperti Star
selalu mencari perhatian Bodhi dengan berbagai macam cara. Bahkan Star hampir
menodai kesucian Bodhi sebagai umat Budha. Star pernah menuduh Bodhi
mengintipnya ketika dia sedang berganti pakaian, kutipan ini dapat memperjelas
bahwa Star menuduh Bodhi mengintipnya “Yes,
you did. I’m not blind! You were staring at me. Dan, itu adalah pelecehan, tauk” (Lestari, 2012:). Star menuduh
Bodhi tengah mengintipnya. Padahal Bodhi hanya menoleh kepada Heldegaard. Star
dan Bodhi beradu mulut yang kemudian dilanjutkan dengan berdiam-diaman selama
tiga hari.
Kutipan
selanjutnya menerangkan keadaan tokoh Star, “Ia memperkenalkan diri: Star. Dan,
seperti bintang, baik yang di darat maupun yang dilangit, ia berkilau”
(Lestari, 2012:). Baru kali pertama Bodhi tertarik kepada seorang perempuan.
Bodhi memandangi wajah Star yang cantik. Dalam hatinya Bodhi memuji-muji Star.
Bodhi tidak sadar bahwa bahaya akan menimpanya.
“Berapa
tarifnya?” Star bertanya (Lestari, 2012:). Setelah tiga hari berdiam-diaman,
Bodhi dan Clark bertemu dengan Star yang sedang window shopping. Clark tiba-tiba mempromosikan tatto Bodhi kepada
Star. Clark membuat Star percaya bahwa tatto Bodhi kualitas internasional. Star
percaya dengan ucapa Clark. Star memutuskan untuk ditatto oleh Bodhi. Dengan
berat hati Bodhi menerima permintaan Star. Ada firasat buruk yang sedang
mengikuti Bodhi.
4.1.5.3.
Tokoh Tritagonis dalam Novel Supernova
Episode Akar
Tokoh tritagonis dalam novel ini adalah Kell
sahabat Bodhi yang mengajarinya tentang seni tatto. Penulis mencantumkan
beberapa kutipan untuk menggambarkan bagaimana dan siapa Kell itu, “Kell
mengantarku laksana melepas prajurit terakhirnya ke garis depan” (Lestari,
2012:). Kell mengantar Bodhi di depan pintu penginapan srinthip. Kell percaya
jika Bodhi bisa menjaga dirinya. Namun, Kell tidak percaya dengan Star.
“Kalau
saja Kell ada, perempuan itu pasti dihardiknya balik (Lestari, 2012:). Bodhi
dihardik oleh Star di kamar penginapan srinthip. Star menuduh Bodhi mengintinya
sedang berganti baju. Hal ini membuat Bodhi kesal. Bodhi memaki-maki Star dalam
hati dan berharap Kell cepat kembali ke penginapan.
“Instruksi
Kell bergema di ingatanku” (Lestari, 2012:). Bodhi mengingat instruksi Kell
ketika Bodhi sedang diajari Kell menatto. Bodhi mencoba bersikap prefesional
terhadap Star. Meskipun dari tadi Star selalu menggodanya dengan hal-hal yang
menjijikkan.
Guru
Liong adalah seorang biksu di Viharra yang mengasuh Bodhi dari bayi hingga umur
18 tahun. Penulis juga memberikan kutipan yang mengindikasikan keberadaa Goru
Liong dalam novel Supernova Episode Akar,
“Guru Liong bilang, karena itulah aku tidak mati-mati” (Lestari, 2012). Guru
Liong bercerita kepada Bodhi divihara, mengapa Bodhi bisa merasakan penderitaan
setiap makhluk. Pada kehidupan masa lalunya, Bodhi merupakan orang yang jahat
sekali. Sehingga di masa sekarang Bodhi merasakan karma yang sangat berat.
“Lalu
saya datang menghadap Guru Liong, mencium tangannya, dan bilang saya capek”
(Lestari, 2012:). Bodhi benar-benar berniat untuk meninggalkan vihara. Bodhi
ingin mencari kesejatiann hidupnya. Bodhi meminta izin kepada Guru Liong. Bodhi
menceritakan niatnya dan segala keluh kesahnya kepada Guru Liong dan dengan
kerendahan hati Guru Liong selalu siap mendengarkannya.
Tristan
Sanders seorang backpacker asal Australia yang selalu baik dengan Bodhi, untuk
mencerikan tokoh Sanders ini, penulis membutuhkan lebih dari satu latar tempat.
Beberapa kutipan menjelaskan keberadaan Tristan, “Tristan berkata,”Bodhi, my baldy mate, saya tahu kamu bisa menjaga diri... “ (Lestari, 2012). Bodhi
bertemu Tristan di Butterworth. Di sana mereka berkenalan dan saling bercerita.
Tristan memberikan kitab backpackernya
kepada Bodhi. Sebagai gantinya Bodhi memberikan tasbih dari Guru Liong kepada
Tristan. Mereka berpisah di Stasiun Hua Lamphong.
“Tristan
Cuma geleng-geleng kepala, “Baldy Bodhi.”
Demikian ucapan terakhirnya sebelum tubuh itu membalik dan berjalan pergi”
(Lestari, 2012). Tristan dan Bodhi berpisah di Stasiun Hua Lamphong. Meraka
memutuskan untuk berjalan sendiri-sendiri.
Kutipan
ini menjelaskan keberadaan Tristan dilain latar tempat, “Orang itu langsung
bangkit. Tidak salah lagi! Itu Tristan! Aku tercekat sedikit---botak?” (Lestari, 2012:). Bodhi
kembali bertemu Tristan di Golden Triangle. Ada yang berubah dari Tristan.
Rambutnya menjadi botak. Semenjak Bodhi memberikan tasbihnya kepada Tristan,
dia merasa ada suatu panggilan yang membawa dirinya menjadi seorang Budha.
“Tristan
memasuki rumah itu tanpa ragu-ragu... “ (Lestari, 2012:). Tristan mengajak
Bodhi untuk bekerja di ladang ganja. Tristan mengajak Bodhi ke tempat bosnya.
Tristan mengatakan bahwa Bodhi ingin bekerja di ladang ganja.
Selain tokoh-tokoh di atas, ada
beberapa tokoh lain yang hanya sekilas muncul dalam novel yaitu: Azmil (tamu
penginapan), Pak Sembiring (satpam penginapan), Ompung Berlin (pembuat pasport
palsu), Jan, Clark, Robin, dan Yvonne (teman sekamar Bodhi), Keo (pemandu
wisata), Georgy (backpacker dari Jamaika), Luca (backpacker yang
bekerja di ladang opium dan marijuana), Dieth (sopir kendaraan penumpang), Sorn
Sum (seorang tentara Khmer), Epona O’Leary (pekerja CMAC), Neang Ry (pekerja
CMAC), Michael Simone (pekerja CMAC), Khieu Tang (pekerja CMAC), Bong (Ketua
komunitas punk), serta Nabil dan
Fadil (anak orang kaya yang mengikuti aliran punk). Karena hanya sekilas muncul, maka sifat tokoh-tokoh tersebut
tidak perlu dijelaskan secara rinci.
4.1.6.
Perwatakan dalam Novel Supernova Episode
Akar
Setiap tokoh selalu mempunyai watak.
Dalam hal ini penulis mendapatkan point lagi. Penulis mampu menyuguhkan tokoh
dengan watak berkembang. Misalkan, tokoh Bodhi yang awalnya tidak menghargai
hidupnya. Selalu ingin mengakhiri hidupnya. Namun, diakhir cerita Bodhi
sepertinya menikmati perjalanan hidupnya yang tak lurus dan tak mudah.
Ini adalah uraian dari watak-watak
tokoh protagonis, antagonis, dan tritagonis.
4.1.6.1.
Watak Bodhi dalam Novel Supernova Episode
Akar
Bodhi bertindak sebagai tokoh utama dalam
novel ini. Bodhi diposisikan sebagai tokoh utama karena Bodhi lah yang selalu
diceritakan dalam novel ini. Bodhi digambarkan memiliki banyak karakter oleh
penulis karena posisinya sebagai tokoh sentral.
4.1.6.1.1.
Mudah Putus Asa
Bodhi adalah
tokoh yang kehidupannya penuh penderitaan, khususnya penderitaan batin. Sumber
penderitaannya adalah ketidaktahuan akan identitasnya dan terutama indera
keenam yang dimilikinya. Hal ini membuat Bodhi menjadi sosok yang mudah putus
asa dan menganggap mati adalah jalan keluar. Hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa
kutipan “Aku ingin si 'aku' mati. Siapapun itu sesungguhnya. Karena hidup ini
terlalu sakit. Capek. Mau muntah. BLAH! PUAH! Hrrrrgkh . . . ]” (Lestari,
2012). Bodhi mengisi biodatanya. Tepat pada kolom cita-cita Bodhi mengisi
dengan kata “mati”. Bodhi setuju bahwa semua orang pasti akan mati, tapi Bodhi
hanya ingin mati lebih cepat. Bodhi merasa muak dengan urusan dunia yang tidak
ada titik temunya.
“Kalau
begitu, kenapa perlu ada kehidupan? Kenapa harus ada dunia? Sering terpikir
untuk mati saja. Bunuh diri, kek, atau apa, kek” (Lestari, 2012). Bodhi
dapat merasakan penderitaan semua makhluk karena indera keenamnya. Bodhi
berfikir jika dunia ini penuh penderitaan mengapa harus ada dunia. Bodhi sering
sekali berputus asa karena masalah yang menimpa dirinya.
“Atau jadi
selokan, lalu diberaki anak kecil sekampung. Kadang-kadang, segalanya lebih
baik dibandingkan jadi aku” (Lestari, 2012). Bodhi sedang siaran. Gun merequest lagu yang berjudung I still
haven’t found what i’m looking for. Lagu ini mengingatkan Bodhi tentang hal
yang belum ditemukannya. Bertahun-tahun Bodhi mencari namun dia tidak
menemukannya. Bodhi ingin melarikan diri dari kenyataan. Bodhi ingin menjadi
apapun tanpa terkecuali. Karena menurutnya lebih menyenangkan menjadi sesuatu
yang bukan “Bodhi”.
“Namun,
kebakaran itu... kesempatanku untuk mati... gagal lagi?” (Lestari, 2012). Ketika
Bodhi ingin berangkat siaran, dia terpeleset dalam selokan hingga pingsan.
Kemudian Bong menolong Bodhi. Ketika Bodhi tersadar, Bodhi mendapat kabar dari
Bong bahwa gedung yang dipakai untuk siaran telah terbakar. Bodhi marah atas
hal ini karena kesempatannya untuk mati gagal lagi.
Karena masa
lalunya dan pengalaman dengan indera keenamnya, Bodhi menjadi sosok yang mudah
takut dan bimbang. Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan “Dan kalimatnya
menggetarkan nadiku. Empat bulan lebih aku tidak merasakan keanehan apa-apa.
Empat bulan lebih aku terbebas dari takut tapi detik itu, aku kembali merasa
terancam.” (Lestari, 2012:). Kell mencoba menerangkan kepada semua penghuni
kamar srinthip, khususnya Bodhi, bahwa tatto itu tidak kottar. Tatto itu
sendiri merupakan suatu keindahan. Semakin banyak Kell menjelaskan tentang
tatto, Bodhi semakin tertarik ke dalam dunia Kell. Bodhi seakan merasakan hal
yang sama dengan Kell. Bodhi takut hal ini nantinya membuat kemampuan indera
keenamnya muncul lagi.
Semakin
masuk ke bagian klimaks, tokoh Bodhi digambarkan penulis dengan watak yang
berkembang. Bodhi lebih menghargai hidupnya. Dia menjadi manusia yang rajin.
Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan “Hampir tiga bulan
penuh saya dan Kell terus bersama. Setiap hari saya melatih garis dengan
penggunaan jarum tunggal sampai lima jarum sekaligus, melatih teknik gradasi
dan pewarnaan.” (Lestari, 2012). Kell terus melatih Bodhi menatto. Semakin
hari Bodhi menunjukkan perubahan yang positif. Mereka berlatih dari membuat
garis luar, pewarnaan, dan gradasi. Kell juga mengajari Bodhi untuk membuat
tatto sesuai kepribadian klien.
4.1.6.1.
Watak Star dalam Novel Supernova Episode
Akar
Selain
tokoh protagonis, penulis juga menyeguhkan tokoh antagonis. Pada umumnya dalam
sebuah cerita fiksi, tokoh protagonis selalu berpasangan dengan tokoh
antagonis. Atau kata lain tokoh antagonis dan tokoh protagonis tidak bisa
dilepas. Karena hal itulah yang nantinya akan membuat cerita semakin menarik.
Dalam novel Supernova Episode Akar,
tokoh yang dijadikan penulis sebagai tokoh antagonis adalah Ishtar Summer
(Star). Star seorang wanita cantik dari Hollywood. Dia seorang backpacker, namun tidak seperti backpacker pada umumnya. Star selalu
mencuri perhatian Bodhi, salah satunya dengan mempertontonkan tubuh seksinya
sebelum tidur dengan alasan ingin berganti baju. Penulis memberikan beberapa
kutipan untuk mengindentifikasikan kedudukan Star sebagai tokoh antagonis dalam
novel ini “Perempuan itu dengan sengaja mencari gara-gara, aku dapat
merasakannya” (Lestari, 2012). Star menuduh Bodhi mengintipnya saat berganti
baju. Padahal Clark dan Jan yang jelas-jelas mengintip Star setiap hari saat
dia berganti baju. Hal ini membuat Bodhi berfikir bahwa Star memang ingin
mencari masalah dengan Bodhi.
“Di
tempat yang saya merasa cukup nyaman untuk buka baju” (Lestari, 2012). Star
ingin ditatto oleh Bodhi di bagian payudara. Maka dari itu Star meminta izin
untuk menggunakan kamar penginapan selama sore agar Bodhi bisa menattonya.
“Saya
percaya kamu sepenuhnya, Bodhi. Star-lah yang tidak saya percaya... “ (Lestari,
2012). Saat Kell mengantar Bodhi ke kamar penginapan, dia merasa khawatir
terhadap Bodhi. Kell sangat mempercayai Bodhi. Namun, Kell tidak percaya
sedikit pun kepada Star.
Pada
kutipan pertama tokoh Star dijelaskan oleh paparan Bodhi. Untuk kutipan kedua
penulis menggambarkan tokoh Star melalui percakapan Star dengan Bodhi. Dan yang
terakhir,
4.1.6.3.
Watak Guru Liong, Kell, dan Tristan dalam Novel Supernova Episode Akar
Penulis
menentukan tokoh Guru Liong sebagai tokoh tritagonis. Sesuai dengan jenisnya,
Guru Liong ini adalah tokoh pendukung yang mendukung tokoh utama, yaitu Bodhi.
Guru Liong memiliki watak yang sabar dan rendah hati. Selalu menaungi Bodhi dan
dengan sabar merawat Bodhi selama delapan belas tahun. Hal ini dapat dibuktikan
dengan kutipan “Kali pertama dalam delapan belas tahun, aku memberanikan diri
untuk menyentuh muka orang itu, manusia yang selalu memayungiku seperti langit.
Kutangkupkan kedua tanganku di pipi tuanya (Lestari, 2012:). Bodhi berniat
menemui Guru Liong untuk meminta izin atas niatnya mencari kesejatian hidup.
Bodhi melihat setiap lekukan wajah Guru Liong yang halus dan sejuk. Bodhi
sangat menyayangi Guru Liong. Bodhi ingin memeluk Guru Liong, namun ditepiskan
segera oleh Guru Liong.
Ada
juga kutipan yang menyebutkan bahwa Guru Liong adalah segalanya bagi Bodhi,
yaitu “Guru, orangtua, keluarga, sekaligus sahabat saya, ada di sosok satu Zang
Ta Long. Biasa dipanggil dengan sebutan Guru Liong” (Lestari, 2012). Selama
delapan belas tahun Bodhi diasuh oleh Guru Liong dengan penuh kasih sayang.
Bodhi menganggap Guru Liong sebagai segalanya. Bodhi pun juga menyayangi Guru
Liong dengan tulus, layaknya anak dan bapak, sahabat, dan keluarga.
Selain
Guru Liong, penulis menentukan Kell dan Tristan Sanders sebagai tokoh
trotagonis yang selalu mendukung Bodhi sebagai tokoh utama.
Kell
adalah seorang laki-laki berumur sekitar 35-an. Ayahnya orang Irlandia, ibunya
orang Mesir. Kell berwajah tampan. Watak tokoh Kell adalah suka berpetualang,
humoris, sabar, baik, kreatif, dan mudah bergaul. Hal ini dapat dibuktikan
dengan kutipan “Namanya Kell. Umurnya barangkali sekitar 35-an. Ayahnya orang
Irlandia yang juga pengelana, menikahi wanita Mesir, dan jadilah dia dengan
kombinasi genetika yang sempurna. Kami semua berpikir kenapa dia tidak jadi bintang
film” (Lestari, 2012:). Kali pertama Kell bergabung dalam kamar kecil di
penginapan srinthip, semua penghuni kamar terpesona dengan wajah Kell. Terutama
Robin dan Yvonne. Wajah yang tampan dan pengalaman yang aneh menjadi daya tarik
Kell. Semua orang di kamar mengagumi Kell, kecuali Bodhi.
“Ekor
ular bercabang menjadi tumbuhan, kucing bertubuh burung, bebek berekor ikan,
anjing bersayap. Kombinasi-kombinasi itu hanyalah upaya menerjemahkan
kompleksitas alam yang tak terjangkau akal manusia” (Lestari, 2012). Dengan
kreatifitasnya Kell menerjemahkan simbol-simbol tatto kepada Bodhi. Perlahan
tapi pasti, Bodhi mulai tertarik dengan tatto dan Kell.
“...
Saya juga diajari merawat mesin, mempreteli dan merakit ulang mesin, berkenalan
dengan setiap komponen, memahami setiap sendi dan urat revolution-nya.” (Lestari, 2012). Tidak hanya diajari menatto,
Bodhi juga diajari Kell untuk merawat mesin, mempreteli, dan merakit ulang.
Memahami apapun tentang tatto dan revolutionnya
Kell.
“Di
kamar, duduk santai di atas kantong tidurku, mereka bernyanyi bersahutan. No woman, no cry . . . , Kell bernyanyi
asyik menghadap plafon, disambut si pria Thailand. No wo-man, no ka-aii!!” (Lestari, 2012:). Kell memilih si pria
Thailand sebagai korban pertama Bodhi. Kell dan si pria Thailand duduk di
kamar—di atas kantong tidur Bodhi.
“Kell
dan gelandangan iu tertawa-tawa, seolah tersadar samsara masing-masing bahwa mereka sepasang kekasih dikehidupan
lampau” (Lestari, 2012). Bermodal bohong bahwa Kell mengenal kakak dari si
pri Thailand itu, Kell langsung akrab dengannya. Meraka bercanda dan tertawa
dengan lepas. Setelah si pria Thailand larut dalam dunia Kell. Kell menjadikan
si pria Thailand sebagai klien paksa. Kell berjanji akan membayar si pria
Thailand itu jika dirinya mau ditatto oleh Bodhi.
“Sekali-kali,
Kell membelikanku baju karena punyaku kebanyakan sudah tipis dan hampir sobek”
(Lestari, 2012). Kell begitu baik dan perhatian kepada Bodhi. Kell sangat
paham atas keadaan ekonomi Bodhi yang tidak memungkinkan Bodhi untuk berbelanja
pakaian. Oleh karena itu Kell dengan senang hati membelikan Bodhi pakaian di
toko karena baju milik Bodhi sudah tipis.
Tristan
Sanders adalah seorang backpacker yang selalu berbuat baik kepada Bodhi.
Penulis tidak terlalu menggambarkan tokoh Tristan secara eksplisit. Namun,
tokoh Tristan cukup berpengaruh dalam novel Supernova
Episode Akar. Penulis memberikan beberapa kutipan yang menunjukkan
keberadaan Tristan sebagi tokoh tritagonis dalam novel ini, “Tristan berkata,”Bodhi, my baldy mate, saya tahu kamu bisa menjaga diri... “ (Lestari, 2012:).
Bodhi bertemu Tristan di Butterworth. Di sana mereka berkenalan dan saling bercerita.
Tristan memberikan kitab backpackernya
kepada Bodhi. Sebagai gantinya Bodhi memberikan tasbih dari Guru Liong kepada
Tristan. Mereka berpisah di Stasiun Hua Lamphong.
“Tristan
Cuma geleng-geleng kepala, “Baldy Bodhi.”
Demikian ucapan terakhirnya sebelum tubuh itu membalik dan berjalan pergi”
(Lestari, 2012). Tristan dan Bodhi berpisah di Stasiun Hua Lamphong. Meraka
memutuskan untuk berjalan sendiri-sendiri.
Kutipan
ini menjelaskan keberadaan Tristan dilain latar tempat, “Orang itu langsung bangkit.
Tidak salah lagi! Itu Tristan! Aku tercekat sedikit---botak?” (Lestari, 2012). Bodhi kembali bertemu Tristan di
Golden Triangle. Ada yang berubah dari Tristan. Rambutnya menjadi botak.
Semenjak Bodhi memberikan tasbihnya kepada Tristan, dia merasa ada suatu
panggilan yang membawa dirinya menjadi seorang Budha.
“Tristan
memasuki rumah itu tanpa ragu-ragu... “ (Lestari, 2012). Tristan mengajak
Bodhi untuk bekerja di ladang ganja. Tristan mengajak Bodhi ke tempat bosnya.
Tristan mengatakan bahwa Bodhi ingin bekerja di ladang ganja.
4.1.7.
Sudut Pandang dalam Novel Supernova Episode Akar
Sudut pandang yang ditentukan oleh
pengarang dalam novel ini adalah orang pertama pelaku utama. Dari tahap
pengenalan masalah sampai tahap anti klimaks “Aku” selalu bercerita tentang
dirinya dan kehidupan masalalunya. Hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa
kutipan Aku melihat kilatan di mata Star. Perasaanku tidak enak. (Lestari,
2012). Aku sependapat. Dan, perjalanan ke kamar terasa ekstra panjang, penginapan
ini ekstra sunyi. (Lestari, 2012:89). “Sekali-kali, Kell membelikanku baju
karena punyaku kebanyakan sudah tipis dan hampir sobek” (Lestari, 2012).
“Kali pertama dalam delapan belas tahun, aku memberanikan diri untuk menyentuh
muka orang itu, manusia yang selalu memayungiku seperti langit. Kutangkupkan
kedua tanganku di pipi tuanya (Lestari, 2012).
4.1.8.
Amanat dalam Novel Supernova Episode Akar
Pengarang menyampaikan suatu amanat
dalam novel Supernova Episode Akar. Amanat dalam novel Supernova Episode Akar, yaitu
carilah kesejatian hidup yang hakiki. Jangan pernah gentar akan masalah yang
dihadapi. Jika kita selalu berpegang teguh pada keyakinan, kita akan selalu
dilindungi Tuhan. Sama seperti tokoh Bodhi. Demi mencari kesejatiannya, Bodhi bertekad
untuk berpetualang. Dalam perjalanannya untuk pencarian kesejatian, Bodhi tidak
lepas dari berbagai masalah. Dengan bantuan Tuhan, Bodhi dapat melewati
semuanya.
Nb: Semoga ini bemanfaat untuk pembelajaran sastra dan pelestarian novel sastra Indonesia. Thx for read :-)
Hak Cipta Oleh:
Almadinda Violita Sarajivo
Terimakasih postnya sangat bermanfaat. Mari kunjungi juga blog saya https://blog.ppns.ac.id/tl/lukmankhakim/
BalasHapus