Arsip Blog

Senin, 11 Maret 2013

1st KTI. ANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL SUPERNOVA EPISODE AKAR



BAB IV
UNSUR INTRINSIK
NOVEL SUPERNOVA EPISODE AKAR
KARYA DEWI LESTARI

Novel Supernova Episode Akar dipilih dalam penelitian ini karena sangat menarik untuk dikaji. Kelebihan novel Supernova Episode Akar terletak pada ceritanya yakni tentang keteguhan prinsip yang dimiliki oleh Bodhi sebagai tokoh utama dalam novel ini. Keteguhan itu terkadang harus dipertahankan Bodhi ditengah suasana-suasana yang selalu berganti dan sangat  kuat untuk mempengaruhinya ketika dia sedang mencari pengalaman dalam hidupnya. Bodhi harus dapat mempertahankan segala sesuatu terlebih yang menyangkut tentang kepercayaannya dan pedoman hidupnya. Di sisi lain, Bodhi juga harus dapat membaur dan berinteraksi dengan orang disekelilingnya yang memang berbeda, baik tingkah laku maupun kebudayaan.
Bodhi sebagai tokoh utama dalam novel ini juga memiliki kelebihan dibalik semua serangan arus westernisasi (kehilangan jiwa nasionalisme, mencontoh budaya bangsa lain) yang dialaminya. Teman-temannya pada saat itu memprofilkan dirinya sebagai sosok yang sederhana dan mempunyai pendirian yang teguh. Bodhi juga dijadikan sebagai simbol dari aliran punk straight edge, karena walaupun sebagai salah satu pengikut aliran punk, dia tidak pernah merokok, tidak minum alkohol, tidak memakai obat terlarang, tidak menganut seks bebas, dan vegetarian (Lestari, 2012).
Kelebihan yang dimiliki Dewi Lestri sebagai penulis novel ini, yaitu penulis dapat menggambarkan setiap detail-detail konflik yang terjadi dengan kata-kata yang bersifat eksplisit (gamblang), sehingga pembaca serasa larut dalam kisah Bodhi. Hingga dapat merasakan ikut perpetualangan di dalamnya.
Masalah lain yang menarik untuk dikaji dalam novel Supernova Episode Akar antara lain, yaitu: tempat-tempat yang dikunjungi Bodhi dalam rangka mencari kesejatian hidupnya sangat menarik dan tidak monoton. Berawal dari vihara yang didiami Bodhi selama 18 tahun, kemudian menjadi cleaning service di sebuah hotel di Belawan, pergi ke Penang dengan pasport made in Ompung Berlin, kemudian ke Bangkok, Laos, Golden Triangle, Bangkok-Trat, Kamboja, dan kembali ke Indonesia-Jakarta.
            Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan menganalisis unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Supernova Episode Akar.
4.1. Unsur Intrinsik Novel Supernova Episode Akar
Novel Supernova Episode Akar karya Dewi Lestari memiliki unsur instrinsik yang sangat menarik. Penulis mengungkapkan perjalanan tokoh Bodhi dalam mencari kesejatiannya dengan penggambaran yang tidak mainstream. Mulai dari tema yang menjadi pokok utama jalan cerita yang ada dalam novel ini. Alur cerita yang terdiri dari perpaduan plot progesif dan plot regresif. Bukan hanya itu, Dewi Lestari dengan lihai menggambarkan kondisi Bodhi dengan bahasa-bahasanya yang membuat pembaca seakan larut dalam cerita itu. Amanat yang terkandung dalam novel ini sangat bermanfaat bagi setiap umat beragama. Terlebih lagi gaya bahasa yang digunakan Dewi Lestari yang begitu khas dan eksplisit, hal ini pula yang menjadi salah satu daya tarik novel ini. Dan masih banyak sekali hal-hal yang menarik dalam novel ini, yang menarik untuk dianalisis unsur intrinsik dari novel ini.
4.1.1. Sinopsis Novel Supernova Episode Akar
Bodhi terlahir sebagai yatim piatu, dia dibesarkan oleh Guru Liong di Vihara di daerah Pasuruan, Jawa Timur. Pada umurnya ke 18, Bodhi berniat untuk mencari kesejatian hidupnya. Petualangannya dimulai ketika Bodhi menjadi cleaning service di sebuah hotel di Belawan. Berbekal paspor made in Ompung Berlin, Bodhi berpetualang menjadi backpacker. Bodhi pergi ke Bangkok. Bodhi tinggal di penginapan Srinthip bersama sejumlah backpackers. Masuklah Kell di peginapan Srinthip. Kell mengajari Bodhi bagaimana cara mentatto seseorang. Dari mentatto itulah  sekarang Bodhi bisa mendapatkan uang.
Seorang backpacker asal Hollywood bernama Star datang untuk menginap di Srinthip. Star meminta Bodhi untuk mentatto dirinya di payudaranya. Dalam proses penatottan payudara Star, Star selalu berusaha menggoda Bodhi. Bodhi selalu membaca mantra suci dalam hatinya untuk menahan godaan setan. Setelah itu, Star langsung check out dari Srinthip.
Bodhi melanjutkan perjalanan pencarian kesejatian hidupnya. Kali ini dia pergi ke Laos. Di Laos, Bodhi bertemu dengan laki-laki tua pengasuh Bob Marley. Selain itu, Bodhi juga bertemu Tristan. Mereka berdua bekerja di ladang ganja di Golden Triangle dengan upah USD 700 per minggu. Sekian bulan di sana Bodhi memiliki cukup uang untuk melanjutkan kembara berikutnya.
Bodhi ingin bertemu dengan Kell. Dia memutuskan  untuk kembali ke Bangkok tapi sayangnya dia tidak menemukan Kell. Bodhi terdampar di sebuah pertarungan di Golden Triangle hanya demi menolong seorang laki-laki yang telah menyalamatkannya dari teror Khmer Merah.
Perjalanan Bodhi dilanjutkan kembali. Kali ini Bodhi sedang menyusuri daratan ranjau. Disana dia bertemu dengan Epona, gadis penakluk ranjau. Disana pula dia bertemu dengan Kell. Ketika peralatan pendeteksi ranjau perlu direparasi. Epona, Kell, Neang, dan Bodhi pergi ke Battambang. Sebelum itu, mereka mapir ke tempat Michael. Ketika Kell ingin buang air kecil, tidak sengaja dia menginjak rajau. Bukan malah memikirkan keselamatannya, Kell meminta Bodhi untuk menattonya. Setelah Bodhi selesai mengerjakannya, Kell menghembuskan nafas terakhirnya.
4.1.2. Tema Novel Supernova Episode Akar
Tema yang terdapat dalam novel Supernova Episode Akar adalah petualangan pencarian kesejatian hidup yang hakiki. Bodhi, sebagai tokoh utama mencari kesejatian hidupnya yang hakiki dengan berpetualang menjadi backpacker. Kesejatian tersebut diharapkan dapat menjawab pertanyaan yang selama ini menjadi bahan perenungan dan kebimbangan Bodhi. Bodhi yang anak yatim piatu juga ingin mengetahui sebenarnya dari mana dia berasal, dari mana manakah akar dia berasal. Hal ini sesuai dengan judul novel ini, yaitu akar.
4.1.3. Plot atau Alur Cerita Novel Supernova Episode Akar
Novel karya Dewi Lestari ini, menggunakan alur campuran karena awalnya pengarang mengenalkan situasi dan tokoh cerita, lalu menceritakan kejadian masa lalu ketika Bodhi berniat untuk mencari kesejatian hidupnya. Kemuadian penulis memaparkan cerita-cerita yang menuju konflik hingga klilmaks dan anti klimaks. Penulis menggunakan alur maju mundur agar memudahkan pembaca mengetahui awal penyebab konflik terjadi. Sedangkan untuk klimaks, penulis menyuguhkan kisah ketika iman Bodhi diuji dengan erangan Star saat ditatto oleh dirinya. Hal ini merupakan hal yang paling sulit dilewati selama perjalanannya mencari kesejatian hidup. Menggunakan alur maju dan mundur dapat dibuktikan dengan uraian sebagai berikut:
4.1.3.1. Tahap Penyituasian
Pada tahan ini penulis memperkenalkan situasi latar dan tokoh cerita. Berikut ini adalah tahap penyesuaian dalam novel Supernova Episode Akar: Bodhi seorang yang menganut aliran punk.  Karena gayanya yang gundulisme, Bodhi dijadikan simbol aliran punk straight edge.  Meskipun Bodhi penganut punk, dia tidak merokok, tidak minum alkohol, tidak pakai narkoba, tidak menganut free sex, dan vegetarian. Bodhi bekerja menjadi penyiar radio gelap di salah satu station radio di Jakarta. Selain menjadi penyiar radio, Bodhi juga sering menjadi orientator untuk anak-anak jalanan yang mulai kehilangan “arah”. Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan “Bodhi juga dijadikan sebagai simbol dari aliran punk straight edge, karena walaupun sebagai salah satu pengikut aliran punk, dia tidak pernah merokok, tidak minum alkohol, tidak memakai obat terlarang, tidak menganut seks bebas, dan vegetarian” (Lestari, 2012). Meskipun menganut punk-yang terkenal dengan hal negatif-Bodhi tetap hidup sehat dan mematuhi ajaran Budha.
Pengenalan profesi Bodhi sebagai seorang penyiar radio dapat dilihat dari kutiban sebagai berikut, “Pergi siaran, Bod?” Gun, salah satu fans fanatikku, menyapaku” (Lestari, 2012).  Gun menyapa Bodhi di indokos mereka, ketika Bodhi bersiap-siap berangkat siaran. Seperti biasa, selain menyapa Gun juga memesan lagu untuk diputar Bodhi pada saat Bodhi bersiaran nanti.
4.1.3.2. Tahap Permunculan Masalah
Selama 18 tahun Bodhi hidup bersama dengan Guru Liong di Vihara. Meskipun yatim piatu, Bodhi ingin mengetahui asal-usulnya. Akhirnya, Bodhi memutuskan untuk mencari kesejatian hidupnya dengan menjadi backpacker. Berbekal paspor made in Ompung Berlin, Bodhi memulai perjalanannya dari Penang hingga ke Bangkok. Disana Bodhi tinggal di penginapan Srinthip. Masuklah Kell di penginapan Srinthip. Kell mengajari Bodhi bagaimana cara mentatto. Keinginan Bodhi untuk keluar dari wihara dapat dibuktikan dengan kutipan “Umur saya baru delapan belas tahun, tapi rasanya sudah hidup berabad-abad. Pada titik itulah saya memutuskan untuk keluar dari wihara. Menikmati saja neraka ini. Terbakar hangus, jangan nanggung... “ (Lestari, 2012). Selama 18 tahun Bodhi menghabiskan waktunya di wihara. Bodhi ingin merasakan kehidupan layaknya manusia normal. Dengan tekat yang kuat Bodhi meminta izin untuk meninggalkan wihara kepada Guru Liong.
Selain itu, penulis juga memberika kutipan, yaitu “Berbekal paspor made in Ompung Berlin yang berhasil lolos mulus” (Lestari, 2012), Kutipan ini menunjukan bahwa Bodhi mendapat paspor palsu dari Ompung Berlin. Dengan paspor ini Bodhi berhasil lolos dalam operasi petugas imigrasi di setiap negara. Paspor made in Ompung Berlin yang membantu Bodhi menemukan kesejatian hidupnya.
4.1.3.3. Peningkatan Konflik
            Isthar Shumer (Star) seorang backpacker cantik dari Hollywood. Selain cantik Star juga berperawakan seksi. Star masuk di penginapan Srinthip. Setiap malamnya selama sepuluh detik, Star selalu melakukan hal tak senonoh, yaitu berganti kaos di hadapan penghuni kamar. Semua laki-laki di kamar penginapan selalu membicarakan hal yang jorok tentang Star. Bodhi pernah dituduh mengintip Star saat berganti kaos sebelum tidur. Hal ini memicu adu mulut antara Star dan Bodhi yang dilanjutkan dengan “berdiam-diaman” antara Bodhi dan Star selama tiga hari. Hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa kutipan "Yes, you did. I’m not blind! You were staring at me. Dan, itu adalah pelecehan, tauk” (Lestari, 2012), kutipan ini menjelaskan bahwa Star menuduh Bodhi mengintipnya di penginapan Srinthip. Kenyataanya, Bodhi hanya menoleh kepada Heldegaard, perempuan penghuni penginapan Srinthip. Yang sebenarnya mengintip Star setiap hari adalah Jan dan Clark. Konflik ini yang membuat Bodhi kesal kepada Star dan mulai bersikap hati-hati kepadanya.
Kutipan ini menunjukan hubungan Star dan Bodhi pasca Star menuduh Bodhi mengintipnya, “Setelah tiga hari tidak saling sapa sama sekali, tiba-tiba aku dan Clark melihat Star sedang window shopping di Khao San” (Lestari, 2012). Tiba-tiba saja Star  meminta Bodhi untuk menattonya. Tanpa persetujuan dari Bodhi, Clark langsung menyetujuinya. Bodhi mempunyai firasat buruk kepada Star. Tanpa rasa malu Star meminta Bodhi menattonya di daerah payudarah. Selama proses pengerjaan tatto berlangsung, Bodhi terus membentengi dirinya dengan mantra suci.
4.1.3.4. Tahap Klimaks
Star meminta Bodhi untuk ditatto di bagian payudaranya. Pada saat proses penattoan, Star selalu mengerang. Hal ini membuat Bodhi risih. Semakin lama eranganan itu semakin jelas terdengar oleh telinga Bodhi. Hal ini mengusik “Bodhi” yang lain. Bodhi terus membentengi dirinya dengan mantra-mantra suci yang diucapkannya di dalam hati. Tidak semakin mereda malah tingkah dan suara Star semakin dibuat-buat. Dengan susah payah Bodhi menyelesaikan tugasnya. Tak disangka tingkah Star semakin berani. Star memanggut bibir Bodhi. Akhirnya, pertahanan Bodhi runtuh. Bodhi ikut terbakar dalam neraka dunia yang diciptakannya sendiri. Hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa kutipan “Saya ingin ditatto di... sini.” Star membawa rengkuhan tangannya untuk menopang payudara sebelah kanan, kemudian mendorongnya naik. “Kamu lihat, Bodhi? Ada tahi lalatnya” (Lestari, 2012), kutipan ini menjelaskan bahwa Star sedang menggoda iman Bodhi dengan memaju-majukan payudaranya. Meskipun Bodhi sudah menghindar bahkan memeringatkan Star untuk tidak melakukan hal itu, namun tetap saja Star melanjutkan perbuatannya.
Star semakin menunjukan keliarannya di depan bodhi. Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan “Aku mendengar desahan dan kuputuskan untuk tidak mengangkat mukaku sama sekali. Sesuatu pun mengeras. Bukan bagian tubuhku. Namun, putingnya” (Lestari, 2012). Selanjutnya, Bodhi mencukur bulu halus di sekitar puting Star. Selagi ditatto Star sibuk menggoda Bodhi dengan gerakan-gerakan panas. Bodhi memaki-maki dalam hati. Memaki kell yang telah mengajarinya menatto. Memaki Clark yang sudah membuat Star percaya bahwa tatto buatannya istimewa. Dan yang terakhir, memaki dirinya sendiri yang masih butuh uang,
“Dalam hati, cukup di dalam hati, aku membaca sebuah mantra, Om / Siu To Li / Siu To Li / Siu Mo Li / So Po Ho. Mantra untuk menyucikan raga” (Lestari, 2012), kutipan ini membuktikan Bodhi sedang membetengi dirinya dengan mantra-mantra suci agar kesuciannya sebagai seorang Budha tidak ternodai. Namun, godaan Star terhadap Bodhi semakin menadi-jadi.
4.1.3.5. Anti Klimaks
Bodhi memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya mencari kesejatian hidup dan berpisah dengan Kell. Di perjalanan, Bodhi terus mendapat rintangan. Namun, dengan mudah dia melewatinya. Di daratan ranjau, Bodhi bertemu dengan Epona. Di sana pula, dia bertemu dengan Kell. Namun pertemuan itu tidak berlangsung lama. Kell meninggal ketika dia tidak sengaja menginjak ranjau. Setelah semua peristiwa itu, Bodhi memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa kutipan yang menunjukkan adanya interaksi antara Bodhi dan Epona. Hal ini menjelaskan adanya keberadaan tokoh Epona dibagian anti klimaks novel Supernova Episode Akar. “Epona menoleh dan berkata, “You may walk normally now.” Suara itu lembut diluar dugaan (Lestari, 2012). Epona memperbolehkan Bodhi untuk berjalan normal setelah dia memastikan tidak ada ranjau di dalam hamparan tanah kosong yang luas. Setelah itu, salah satu teman Epona datang dengan mobil Jip putih.
Kutipan lain yang menunjukkan bahwa tokoh Kell meninggal di akhir cerita tahap anti klimaks, “Kemerduan yang belum saatnya kuleburi, tetapi ia sudah. Sekarang, ia sudah (Lestari, 2012:). Kell, sahabat Bodhi, tidak sengaja menginjak ranjau yang akhirnya merenggut nyawanya. Sebelum meninggal Kell ingin ditatto oleh Bodhi. Sementara itu, Epona masih memperbaiki alat pendetektor supaya Kell dapat diselamatkan. Namun, sebelum alat itu selesai Kell sudah menghembuskan nafas terakhirnya.
4.1.4. Setting (Latar) Novel Supernova Akar
4.1.4.1. Latar tempat
Novel Supernova Episode Akar yang ditulis oleh Dewi Lestari ini, menyuguhkan latar-baik latar tempat, latar waktu, dan latar suasana yang berbeda dari novel-novel lainnya. Penulis mampu menghipnotis pembaca lewat tulisannya. Salah satunya melalu latar waktu dalam novel ini. Tidak hanya bersetting Indonesia, novel ini juga menyuguhkan Negara Malaysia, Thailand, Bangkok, Laos, dan Golden Triangle sebagai latar tempatnya. Penulis juga mengikutsertakan bahasa, sejarah, dan budaya dari masing-masing negara. Hal itu dapat dilihat ketika Bodhi hampir mati tertembak oleh kaum komunis Khmer Merah yang berusaha merebut Pailin pada tahun 1994. Selain itu, penulis juga menguasai bahasa asing. Misalkan, “Khan hroo mai khao yoo thi nai krup?” yang berarti kamu tahu dia diamana?, “Please, tell her, I’m so sorry” yang berarti tolong bilang ke dia, aku sangat menyesal.
4.1.4.1.1. Bandung
Tujuan utamanya pergi ke Kota Bandung untuk mengunjungi Vihara Vipassana Graha di Desa Sukajaya. Sebelum pergi ke tujuan utamanya, Bodhi ingin berkeliling Kota Bandung.Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan “Aku baru tiba di stasiun Bandung dengan tujuan awal vihara Vipassana Graha di Desa Sukajaya, Lembang, yang kata orang jauh sekali sampai mendekati Cimahi” (Lestari, 2012). Bodhi mengingat masa lalunya ketika dia baru sampai di Kota Bandung. Bodhi terus berjalan menyusuri Kota Bandung hingga dia sampai di gedung olahraga yang penuh dan sesak dengan anak punk. Bodhi mulai bergabung dengan anak punk itu. Di sini Bodhi menemukan “rumah” yang dia cari.
Bukti lainnya adalah “Pada suatu sore cerah di Kota Bandung, tiga tahun silam, sehabis menonton pertunjukan musik dilapangan yang kelak kutahu disebut “Saparua”, berdua kami duduk di jongko mi rebus di Jalan Sumatra” (Lestari, 2012). Bodhi dan Bong sedang duduk berdua. Bodhi menanyakan kepada Bong kenapa namanya Bong, bukan Bing, atau Bang, atau Bung. Bong menjawab dengan cara yang unik. Selanjutnya Bong bertanya kepada Bodhi kenapa namanya Bodhi, bukan Budi, Bude, atau Bodo. Bodhi tertawa mendengar pertanyaan itu. Bodhi mulai bercerita segalanya kepada Bong, yang akhirnya Bong menjadi sahabat Bodhi.
“Sering juga aku membantu teman-teman yang membuat fanzine di Bandung” (Lestari, 2012). Bodhi mengingat masa lalunya ketika hidupnya masih berpindah-pindah. Dulu, Bodhi pernah menjadi penyiar radio di Jakarta. Kadang dia membantu teman-temannya yang membuat fanzine di Bandung, lalu mendistribusikannya ke kota-kota yang akan disinggahinya. 
Dari bukti-bukti yang penulis berikan, bisa ditentukan latar novel Supernova Episode Akar untuk bagian pengenalan tokoh adalah Bandung.
4.1.4.1.2. Jakarta
Setelah Bandung, penulis menyuguhkan Ibu Kota sebagai latar. Disini penulis hanya berfokus pada tokoh utama sebagai penyiar radio gelap, penganut punk, dan orientator bagi anak-anak jalanan yang bermasalah. Namun, sesekali penulis memberikan kalimat yang dapat mengindikasikan pembaca bahwa latar yang diuraikan penulis adalah Jakarta. Contohnya “Kebanyakan aku di Jakarta bersama Bong, mengurus radio yang kadang mengudara-kadang tidak” (Lestari, 2012). Bodhi sedang mengingat masa lalunya ketika dia dan Bong, sahabatnya, menjadi penyiar radio yang kadang mengudara, kadang juga tidak.
Contoh lainnya “Langit Jakarta menyelimuti kita dengan racun, kata orang-orang” (Lestari, 2012). Sambil berceita tentang masa lalunya di hadapan empat anak, Bodhi melihat langit luar Jakarta yang hitam dan kelam. Bodhi berfikir tentang langit Jakarta yang selalu hitam. Tiba-tiba Bodhi rindu dengan orang dimasa lalunya. Rindu dengan langit yang jernih. Rindu dengan masa lalunya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu latar tempat di novel Supernova Episode Akar adalah Jakara.
4.1.4.1.3. Kota Medan dan Kota Surabaya
Penulis telah menyuguhkan Kota Bandung dan Kota Jakarta, selanjutnya penulis menyuguhkan Kota Medan dan Kota Surabaya. Di sini penulis hanya sekedar menceritakan Kota Medan sebagai kota peralihan sebelum tokoh utama memualai perjalan. Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan “Menyusupkan saya ke rombongan pandita yang akan pergi ke Medan, membelikan tiket...” (Lestari, 2012). Guru Liong menyusupkan saya ke rombongan pendeta yang akan menuju Medan. Di Medan, Bodhi bekerja sebagai pelayan di salah satu hotel.
Sedangkan untuk Kota Surabaya ini adalah tempat dimana tokoh utama hidup. Dari pertama kali tokoh utama ditemukan didepan vihara. Sampai tokoh utama berniat untuk meninggalkan vihara demi mencari kesejatian hidupnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan “Saya belajar hampir segalanya di Vihara Pit Yong Kiong, daerah Lawang, 60-an km dari Surabaya ke selatan” (Lestari, 2012). Di Vihara Pit Yong Kiong Bodhi menghabiskan delapan belas tahun untuk merawat vihara dan belajar banyak ilmu dengan Guru Liong. Bodhi sudah menganganggap Guru Liong sebagai orang tuanya, sahabatnya, temannya, dan segalanya, karena memang Bodhi hanya memiliki Guru Liong di dunia ini.
4.1.4.1.4. Malaysia
Negara Malaysia adalah negara dimana tokoh utama mendapatkan bekal berupa paspor palsu made in Ompung Berlin. Karena paspor inilah tokoh utama dapat memulai perjalanan demi mencari kesejatian hidupnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan novel “Tidak pernah kukira, tiga hari setelah pertemuan pertamaku dengan kakek sakti yang seram-seram imut itu, aku bisa naik kapal laut ke Penang” (Lestari, 2012). Pak Sembiring membawa Bodhi ke tempat Ompung Berlin. Ompung Berlin adalah pembuat paspor palsu. Bodhi meminta kepada Ompung Berlin untuk dibuatkan paspor palsu. Paspor buatan Ompung Berlin dapat lolos dari petugas imigrasi. Hal ini yang membuat Bodhi bisa pergi ke negara lain.
4.1.4.1.5. Bangkok
Bangkok adalah kota pertama diperjalanan hidup si tokoh utama. Di sini tokoh utama menjadi backpacker yang mempertemukannya dengan backpacker lain. Di Bangkok inilah si tokoh utama mengalami masalah klimaks yang hampir melunturkan kesuciannya sebagai umat Sang Budha. Di Bangkok pula si tokoh utama bertemu dengan seorang backpacker yang mengajarinya seni tatto. Dalam bagian ini penulis benar-benar memperlihatkan keahliannya dalam mengelolah kalimat-kalimat sehingga menjadi cerita yang eksplisit. Banyak pula bahasa, istilah asing, dan keadaan sosial Negara Bangkok yang dituangkan dalam novel ini. Seperti “Khan hroo mai khao yoo thi nai krup?” yang berarti kamu tahu dia diamana?. Hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa kutipan yang ada di novel ini, “Hiruk-pikuk Hua Lamphong di kupingku mereda. Aku pun lanjut bercerita. Bangkok merupakan babak baru. Kelahiran baru” (Lestari, 2012:59). Bodhi baru sampai di Kota Bangkok. Dia mencoba bertahan di Kota Bangkok dengan bekal sedikit bahasa mandarin, bahasa inggris, dan buku panduan backpacker dari Tristan. Di Bangkok, Bodhi mulai belajar bahasa Thai. Bodhi juga mencoba mencari pekerjaan untuk menghidupi dirinya sehari-hari. Di Bangkok, Bodhi tinggal di penginapan srinthip.
“Pergi ke Yaowaraj, pecinannya Bangkok, dan berhasil jadi tukang cuci piring selama satu bulan...” (Lestari, 2012). Selama satu bulan di Kota Bangkok, Bodhi sudah berprofesi sebagai tukang cuci di sebuah restoran China, meskipun akhirnya Bodhi harus dipecat karena tidak memiliki surat izin kerja. Dari hasil gajinya bekerja selama sebulan, Bodhi sudah bisa membeli sleeping bag bekas dan tinggal di kamar mungil di penginapan srinthip bersama lima orang.
“Merayakan kembalinya ia ke Thailand setelah dua tahun keliling dunia. Bangkok adalah titik nolnya” (Lestari, 2012). Setelah Kota Bangkok, Bodhi melanjutkan kembali perjalannya. Setelah lama dia meninggalkan Thailand, Bodhi kembali lagi ke Bangkok sebagai tujuan utamanya untuk mencari Kell sahabatnya.
“Karena nggak punya siapa-siapa, Cuma di Bangkok saya bisa merdeka begini,” lanjut Kell lagi (Lestari, 2012). Kell menceritakan latar belakangnya. Kell yang saat itu menjadi orang tertampan di penginapan srinthip langsung mencuri perhatian Robin dan Yvonne, dua perempuan di kamar penginapan srinthip. Kell mengabdikan hidupnya hanya untuk tatto. Kell menceritakan mengapa dia bisa sampai ke penginapan srinthip. Alasan utamnya hanya untuk mentatto Bodhi.
“Jadi, bisa dibilang kamu datang jauh-jauh ke Bangkok hanya untuk menatto Bodhi? Maksud simbol-simbol itu apa? Yvonne tidak tahan lagi (Lestari, 2012). Kell terus bercerita tentang masa lalunya. Tentang tentang kisahnya yang pernah diculik oleh alien. Semua penghuni kamar tidak percaya tentang kisah Kell. Mereka terus menhujami Kell dengan pertanyaan. Kell mengakhiri ceritanya dan memfokuskan dirinya kembali kepada Bodhi. Kell mencoba menerangkan makna dari simbol tatto yang ada di tubuhnya kepada Bodhi.
“Bagaimana kamu bisa tahu saya ada di sini, di Bangkok, di Banglamphoo, di Srinthip?” (Lestari, 2012). Bodhi masih bingung kenapa Kell bisa sampai di penginapan srinthip ini. Kell menerangkan bahwa semua ini sudah takdir. Kell dan Bodhi harus betemu. Kell menjelaskan ketika Bodhi berangkatat meninggalkan Indonesia, dia langsung berangkat menuju Bangkok. Meskipun Bodhi masih ragu, tapi Kell terlihat serius.
4.1.4.1.6. Laos
Setelah penulis menceritakan masalah tokoh dengan latar Bangkok, penulis kembali menghadirkan Laos sebagai latar tempat di novel Supernova Episode Akar. Tokoh utama melawati berbagai rintangan dan koflik fisik dengan masyarakat Laos. Bahkan tokoh utama hampir saja dibunuh oleh pasukan komunis Khmer Merah. Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan ”Perjalanan ke Laos memang bagai mimpi, yang justru membuatku tersadar, sudah terlalu lama aku di Bangkok” (Lestari, 2012). Bodhi teringat pesan Guru Liong untuk jangan pernah berhenti. Terus berjalan mencari kesejatian hidup. Bodhi memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya. Bodhi langsung menuju terminal.
“Lanjut dengan bus meniti Saphan Mittaphap Thai-Laos atau Thai-Laos Friendship Bridge, yang terbentang di atas Sungai Mekong” (Lestari, 2012). Sampai di Nong Khai pagi-pagi, Bodhi langsung pergi menuju sungai Mekong. Tiba di bagian imigrasi, kesaktian paspor Ompung Berlin masih mengiringi. Paspor buatan Ompung Berlin lulus pemeriksaan.
“Tiba di bagian imigrasi Laos. Kesaktian Ompung Berlin masih mengiringi. Paspor keluaran Belawan itu tetap lolos mulus” (Lestari, 2012). Paspor buatan Ompung Berlin masih terus membantu Bodhi untuk mencari kesejatian hidupnya. Selanjutnya, Bodhi pergi ke Vientiane dengan bus. Di sana Bodhi bertukar kitab dengan seorang backpacker. Setelah itu, Bodhi menukarkan uang di money changer.
“Sekalipun tak dianjurkan oleh sesama backpacker, kuhabiskan satu malam di Vientiane yang terasa seperti kuil hening dibandingkan Bangkok” (Lestari, 2012). Vientiane adalah kota paling mahal di Laos. Namun, Bodhi sudah todak tahan lagi jika dia harus melanjutkan perjalanan. Bodhi memutuskan untuk menginap di penginapan termurah di Vientiane. Penginapan itu cukup nyaman untuk sekedar beristirahat.
4.1.4.1.7. Golden Triangle
Penulis kembali memberika latar tempat yang menakjubkan. Golden Triangle terdapat hamparan kebun ganja yang sangat luas. Setiap harinya banyak orang-orang yang memetik daun ganja. Tidak hanya orang asia saja, bahkan orang barat pun ikut berkumpul di Golden Triangle. Di sini tokoh utama bertemu dengan teman lamanya sesama backpacker. Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan “Dan, sekarang kamu ada di Golden Triangle, so forget the rest of the globe” (Lestari, 2012). Bodhi bertemu Tristan di Golden Triangle. Tristan menjelaskan tentang keindahan Golden Triangle. Tristan juga bercerita tentang ladang ganja yang selain dihuni oleh orang Bangsa Asia Tenggara, juga dihuni oleh Bangsa Eropa dan Amerika. Mereka di sana bekerja di ladang ganja. Upahnya sangat besar, sekitar 700 USD perminggu. Tristan mengajak Bodhi untuk bekerja di ladang ganja. Bodhi pun langsung menyetujuinya.
“Dan, “Perserikatan Bangsa-Bangsa” di sini sepakat bahwa Golden Triangle merupakan dimensi lain tempat segalanya bergerak lamban” (Lestari, 2012). Di Golden Triangle banyak sekali orang-orang bangsa kulit putih yang bekerja di sana. Setiap hari mereka melakukan hal yang sama. Di sana, waktu serasa berjalan lambat.
4.1.4.2. Latar Waktu
Selain latar tempat, penulis juga menyugguhkan latar waktu di novel Supernova Episode Akar. Dalam novel penulis tidak secara eksplisit menceritakan latar waktunya. Hal ini dapat dibuktikan penulis dengan kutipan sebagai berikut:
 4.1.4.2.1. Pagi
 “Permisi, Mas Bodhi. Selamat pagi [suaranya selip lagi]---Ehm!” (Lestari, 2012:19). Saat sedang mandi di indekosnya, Bodhi ditagih uang sewa yang menunggak selama 6 bulan. Meskipun begitu Bodhi tidak kunjung membayar. Setiap bulannya dia selalu lolos dari tagihan. Entah bagaimana caranya. Dari awal Bodhi tinggal di indekosnya, belum satu bulan pun dia membayar uang sewanya.
“Setiap kali ku songsong terbitnya matahari, sesuatu dalam tubuhku seperti terkelupas” (Lestari, 2012). Bodhi merasakan ada yang hilang setiap harinya. Guru Liong sedah menyarankannya untuk pergi meninggalkan vihara. Setidaknya Bodhi pernah menjadi manusia normal. Bodhi sudah sangat jenuh dengan kehidupannya yang monoton di vihara.
“Setelah aku pulang dari kamar mandi pagi-pagi, Kell sudah menunggu dengan sekantong pàw-pia panas di kamar” (Lestari, 2012). Semenjak kedatangan Kell, Bodhi ingin segera pergi dari penginapan srinthip. Namun, Kell membujuk Bodhi untuk tetap tinggal bersamanya di penginapan srinthip. Bodhi pun setuju. Kell langsung memulai untuk mengajari Bodhi bagaimana cara mentatto.
“Feri sungai itu berangkat pukul sembilan pagi” (Lestari, 2012). Setelah dua malam di Luang Prabang, Bodhi berangkat menuju Huay Xai. Bodhi berangkat naik slow boat. Bodhi menyusuri Sungai Mekong sepanjang 300 kilometer selama dua hari dan menginap di dekat Pakbeng. Jam sembilan pagi kapal feri yang dinaiki Bodhi berangkat. Kapal feri itu berjalan lambat menyusuri sungai.
 “Pagi secara alami membangunkan siapa saja yang tidur di ruang terbuka” (Lestari, 2012). Setelah semalam mengalami kejadian mengerikan, Bodhi terbangun oleh suara tiga orang. Mereka adalah tuan rumah Bodhi. Mereka terdiri dari laki-laki tua, istri laki-laki tua, dan seorang anak dari tuan rumah Bodhi. Tiba-tiba laki-laki tua bilang kepada Bodhi bahwa dia akan mengantar Bodhi ke Pailin. Laki-laki tua itu melarang Bodhi untuk pergi sendiri karena itu berbahaya.
“Subuh esok harinya kami berangkat” (Lestari, 2012). Setelah menunggu kedatangan laki-laki tua selama lima hari, akhirnya Bodhi diantar pergi ke Pailin. Diperjalanan, Bodhi ditegur oleh laki-laki tua karena terlalu lambat jalannya. Setengah jam kemudian mereka sampai di Pailin.
“Silau matahari redam seketika oleh gelap ruangan” (Lestari, 2012). Bodhi berniat menolong laki-laki tua itu. Namun, hal itu membawa Bodhi bertanding dengan laki-laki yang berbadan besar. Diawal pertandingan Bodhi serasa ingin mati saja. Laki-laki berbadan besar itu terus memukul dan meninju Bodhi. Hampir saja Bodhi mati, namun, pukulan laki-laki berbadan besar kembali menyadarkan Bodhi. Bodhi sangat marah karena kesempatannya untuk mati sudah hilang. Bodhi bangkit lagi untuk membalaskan dendamnya. Bodhi menggunakan jurus wushu yang diajarkan oleh Guru Liong. Dan akhirnya pertandingan dimenangkan oleh Bodhi.
“Jarang-jarang. Senyap. Cuma kokok ayam sesekali menyambar lantang, kadang dekat mengaggetkan, kadang jauh memanggil” (Lestari, 2012). Bodhi sampai di mulut kampung. Waktu ini masih sangat pagi. Langit masih gelap. Bodhi dikagetkan dengan bapak tua dan anjing kampung. Bapak tua itu menyilahkan Bodhi untuk tidur dalam kantong tidurku di beranda rumahnya.
4.1.4.2.2. Bulan Keenam
Bulan keenam, dan selalu lolos. Tinggal gratis dari pertama masuk (Lestari, 2012). Bodhi ditagih uang sewa indekosnya. Namun, sampai bulan keenam, Bodhi belum juga membayar uang sewa.
4.1.4.2.3. Malam hari
“Baru tengah malam aku kembali ke Srinthip. Semua kantong tidur sudah terisi. Kecuali punya Kell” (Lestari, 2012). Bodhi baru kembali di penginapan srinthip saat tengah malam. Bodhi melihat sekelilingnya, semua kantong sudah diisi oleh pemiliknya. Namun, Bodhi tidak melihat Kell dalam kantong tidurnya. Bodhi bingung kenapa sudah larut malam Kell tidak ada di penginapa srinthip. Bodhi melihat sekeliling kamarnya. Tiba-tiba Kell muncul dan berkata bahwa Bodhi harus berhenti mencari jika Bodhi ingin menemukkannya.
“Malam datang tak lama lagi. Angkasa tengah mengenakan jubah hitam yang luruh perlahan” (Lestari, 2012). Malam menjelang, Bodhi masih duduk di pinggiran sungai. Tiba-tiba Bodhi melihat biksu remaja sedang berjalan di atas air. Perlahan Bodhi mengamati biksu muda itu. Bodhi merasa mengenal biksu muda itu. Muka biksu itu mirip dengan Guru Liong. Bodhi yakin bahwa biksu itu adalah Guru Liong remaja. Namun, semakin lama Guru Liong menghilang digantikan genang sungai yang airnya ikut menghitam karena langit.
Good night, Bodhi. Maaf menggangu,” Sophin tersenyum manis lalu menutup pintu (Lestari, 2012:). Selama di kapal feri Bodhi diikuti oleh anak kecil perempuan. Anak itu selalu mengikuti Bodhi kemana pun. Namun, anak ini tidak mau bicara sama sekali. Ibu anak ini bingung mencari anaknya. Setelah menemukan anaknya menangis dikamar Bodhi, si ibu langsung meminta maaf kepada Bodhi dan berkata bahsa siapa saja yang diikuti olrh anaknya akan mendapatkan kesialan.
“Lewat tengah malam aku dibangunkan” (Lestari, 2012:). Bodhi dan Noi, supir  truk, sudah sampai di Chiang Saen. Noi ingin menunjukkan kepada Bodhi tentang tiga tempat, surga, neraka, dan bumi. Mereka sampai di sebuah kedai. Noi menawarkan kopi kepada Bodhi. Tiba-tiba saja Noi ingin meninggalkan Bodhi. Bodhi terpaksa memperbolehkan Noi untuk pergi. Noi tidak pergi begitu saja. Noi meminta bayaran tumpangan yang di naikki Bodhi sebesar dua puluh bath. Namun, Bodhi hanya memiliki sepuluh bath dan dua puluh lima satang. Dengan kasar Noi merampas uang Bodhi dan langsung pergi.
“Lampu-lampu minyak tanah yang terangnya pelit menggeriap, menerangi sedikit jalan lembap berembun yang kami pijak” (Lestari, 2012). Bodhi ingin pergi ke Pailin. Karena salah jalan dia hampir saja ditembak oleh pasukan tentara komunis Khmer Merah. Waktu sudah menunjukkan tengah malam. Rumah panggung penduduk sudah tertutup dengan lampu kecil di depan rumah.
4.1.4.2.3.4. Sore Hari
“Star meminta izin ke yang lain untuk memakai kamar beberapa jam pada sore hari. Saat semua orang beraktivitas dan ada di luar” (Lestari, 2012). Star meminta Bodhi untuk menattonya di bagian payudara. Maka dari itu Star meminta izin penghuni kamar srinthip untuk menyewa kamar mereka saat sore hari hanya untuk Star dan Bodhi. Hal itu dilakukan Star agar dia bebas untuk menggoda Bodhi.
4.1.4.3. Latar Suasana
Untuk melengkapi cerita dan membuat cerita lebih hidup. Penulis menceritakan latar suasana untuk novel Supernova Episode Akar dengan cukup eksplisit. Membuat pembaca ikut terhanyut oleh kisah si tokoh utama. Hal ini dapat dibuktikan penulis dengan kutipan sebagai berikut:
4.1.4.3.1. Menegangkan
“Penjelasanku yang tidak mereka mengerti membuat suasana memanas dan seru-seruan kami yang babur bertumpuk membuat keempat pria ini makin naik pitam. Sekelebat kulihat seorang bersiap mengangkat senjata di depan perutnya. Terdengar suara kokangan. Badanku kaku” (Lestari, 2012). Saat tengah malam Bodhi ditawan oleh empat pria tentara komunis Khmer Merah. Tentara komunis Khmer Merah menentang siapa saja yang bukan golongan komunis. Berbatasan bahasa membuat Bodhi semakin terpojokkan, hingga akhirnya Bodhi berbohong kalau dia adalah seorang komunis. Mendengar kata komunis, empat pri tentara komunis Khmer Merah mempersilahkan Bodhi untuk melewati daerah mereka dengan syarat Bodhi harus menyerahkan apa saja yang dia punya kepada Khmer Merah.
“Aku terjengkang ke belakang, tidak sampai jatuh. Namun, mukaku seperti copot setengah. Sakit sekali. Terhuyung, aku berusaha mengembalikan keseimbangan. Namun, ia tidak memberi ruang” (Lestari, 2012). Niat menolong malah menjadikan Bodhi sebagai taruhan di atas ring. Bodhi dan jagoan dari Pailin beradu kekuatan di atas ring. Tentu saja Bodhi selalu terjatuh, lawannya ternyata seorang yang berbadan besar dan kuat. Setiap kali Bodhi ingin mengembalikan keseimbangannya selalu digagalkan oleh petarung jagoan Pailin.
“Hook kirinya datang menghantam muka, yang kanan menyusul, dan terakhir tendangannya mengempas ke dada. Kali ini aku jatuh. Darah mengalir dari sobekan bibir serta pembuluh yang pecah di dalam hidung” (Lestari, 2012). Akhirnya Bodhi tumbang dalam pertandingan ini. Bodhi merasa malaikat mautnya sudah datang menjemput. Namun, lagi-lagi hal itu selalu digagalkan petarung Pailin. Hal itu yang membuat Bodhi marah dan ingin balas dendam.
 “Akhirnya, saya meletus, meraung-raung, histeris, roboh, kejang-kejang, ngompol dan berak di celana, sampai terakhir pingsan” (Lestari, 2012). Indera keenam Bodhi semakin menyiksanya. Terakhir kali indera keenamnya muncul ketika Bodhi melihat seekor sapi sedang disembelih saat hari raya Idhul Adha. Ketika itu Bodhi bisa merasakan bagaimana sakitnya sapi disembilih. Rasanya dirinya berubah menjadi sapi. Bodhi sempat kejang-kejang sampai akhirnya dia pingsan dan koma selama tiga hari. Bodhi bertanya kepada Guru Liong mengapa hal ini bisa terjadi kepada dirinya. Guru Liong berkata bahwa Bodhi mendapatkan karma masa lalu yang disebut dengan garuka karma-lima karma terberat, empat parajika, dan dasa akusala karma. Untuk menghilangkan karma ini, Guru Liong menyarankan Bodhi untuk membaca dharani Sukhavativyuha sampai 300 kali, kemudian membaca Mahacundi 900 kali.
“Merah menglir memandikan rumput. Paha kirinya terputus tepat ditengah” (Lestari, 2012). Ranjau di bawah tanah telah meledakkan tanah Battambang. Kaki Kell putus. Darah keluar membasahi rumput dan tanah di sekitar. Tidak adaa seorang pun yang bisa menolong Kell sampai alat pendeteksi ranjau selesai diperbaiki.
4.1.4.3.2. Tenang
“Udara sejuk seketika menerpa kulit begitu bus kami tiba di Vang Vieng (Lestari, 2012:). Sesampainya Bodhi di Vientiene, dia memutuskan untuk menjadi turis. Kota pertama yang menjadi tujuannya adalah Vang Vieng. Van Vieng merupakan surga bagi para turis. Di Van Vieng Bodhi lebih banyak menghabiskan waktu luangnya untuk duduk membaca kitab, menyusun jadwal wisata. Di sini Bodhi ingin benar-benar merasakan jadi turis.
Lagit setengah mendung waktu itu. Warna kelabu yang membekukan kakimu untuk diam dan terus memandangi alam” (Lestari, 2012:). Jadwal wisata terkakhir Bodhi adalah duduk di tepi Sungai Nam Song. Saat itu langit sudah gelap. Bodhi menangkap sebuah bayangan dengan kain berwarna oranye. Diperhatikannya bayangan itu dengan seksama. Bodhi sangat terkejut ketika dia menyadari bahwa bayangan itu adalah Guru Liong masa muda. Semakin Bodhi mendekat, bayangan itu semakin pudar dan digantikan oleh pemandangan sungai yang gelap.
“Saya nggak pernah bisa tenang lagi. Selalu ketakutan.” (Lestari, 2012). Semenjak kejadian Bodhi bisa merasakan disembelih, Bodhi tidak pernah merasa tenang. Bodhi menyadari bahwa semua makhluk itu menderita. Sempat terpikirkan untuk Bodhi bunuh diri. Namun, Bodhi kembali berpikir apakah hal itu dapat menyelesaikan semua masalahnya.
“Kali pertama dalam delapan belasan tahun, aku memberanikan diri untuk menyentuh muka orang itu, manusia yang selalu memayungiku seperti lagit” (Lestari, 2012:). Bodhi melihat Guru Liong diam-diam. Disentuhnya muka Guru Liong yang halus dan sejuk. Sekian detik Bodhi bisa merasakan apa yang dirasakan Guru Liong. Bodhi ingin memeluk Guru Liong, namun Guru Liong segera menepisnya. Setelah itu Bodhi segera menyampaikan keinginannya untuk pergi dari viharra.

4.1.4.3.3. Sunyi
 “Hari-hariku yang bisu. Persis ayam potong, aku hanya diberi makan dua kali sehari” (Lestari, 2012:179). Semenjak kepergian bapak tua yang menolong Bodhi dari tentara komunis Khmer Merah pergi. Dan Bodhi disuruh menunggu sampai bapak tua itu kembali. Selama Bodhi menunggu di rumah bapak tua itu, tidak ada percakapan apapun dengan istri dan anak dari bapak tua itu. Hal itu disebabkan karena keterbatasan bahasa komunikasi.
4.1.4.3.4. Mengharukan
He’s not dying,” desisku, “because he can’t die. Not yet.” Kupejamkan mata beberapa saat. Kell, aku dapat mendengarmu. Lebih jernih dari apapun. Kau membawanya dalam ranselmu. Tunggu aku, tunggu aku (Lestari, 2012). Tetap di tempat yang telah meledak, Kell sedang mengalami masa sekaratnya. Tapi Bodhi tetap meyakini bahwa Kell tidak akan mati. Bodhi langsung meminta alat DC power unit 1 ampere kepada Khieu Tang. Kemudian Bodhi menyambar tas merah anggur milih Kell. Dengan segera dia mendekati Kell dan langsung menatto tubuh Kell.
“Matakulah yang leleh. Sedari tadi dibekukan paksa, tetapi sudah tak bisa lagi. Air mataku merdeka kini” (Lestari, 2012). Selama melihat Kell tersiksa dengan darah yang terus mengalir, Bodhi menahan air matanya supaya tidak jatuh. Setelah Kell pergi untuk selama-lamanya, Bodhi langsung mengeluarkan air matanya. Bodhi menangis sejadi-jadinya. Dia harus kehilangan sahabat yang disayanginya dengan cara mengenaskan. Sebagai peninggalan terakhir, Kell memberikan koper anggur merah untuk Bodhi.
“Kenalkan, ini Kell. Dan, ini Guru Liong,” kataku seraya meletakkan di hadapan mereka dua tabung logam sebesar kapsul multivitamin yang merupakan liontin di kalung rantaiku (Lestari, 2012). Setelah selesai bercerita kepada empat anak muda yang duduk di depannya, Bodhi memperkenalkan abu dua orang yang berarti dalam hidupnya, Guru Liong dan Kell. Guru Liong meninggal ketika Bodhi sedang bekerja di Golden Triangle. Abunya dititipkan kepada Bodhi di kantong plastik obat. Yang lainnya dikirimkan ke sanak saudara. Dan sisanya ditaruh di vihara.
4.1.5. Penokohan dalam Novel Supernova Episode Akar
            Tokoh dibagi menjadi tiga, yaitu 1.) Protagonis, 2.) Antagonis, dan 3.) Tritagonis. 
4.1.5.1. Tokoh Protagonis dalam Novel Supernova Episode Akar
Dalam novel Supernova Episode Akar tokoh yang berperan sebagai tokoh protagonis adalah Bodhi Liong. Novel ini berdominan menceritakan kisah Bodhi yang bertualang mencari kesejatian hidupnya. Bodhi adalah pemeran utama dalam Supernova Episode Akar. Bodhi adalah seorang laki-laki yang yatim piatu sejak kecil. Secara fisiologis, Bodhi berbadan kurus, kepalanya gundul, dan pada kepalanya ada susunan tulang seperti tulang belakang yang membelah mulai dari pucak dahi ke belakang dan menghilang perlahan di pangkal tulang leher.
Ini bisa dipakai untuk menjelaskan kenapa ada susunan tulang seperti tulang belakang membelah kepalaku, mulai dari puncak dahi ke belakang dan menghilang perlahan di pangkal tulang leher. “Mereka menjulukiku Klingon. Padahal sisa tubuhku yang lain sama seperti manusia biasa, jidatku tak lantas berlipat, dan aku pun kurus, tidak tinggi besar seperti makhluk Klingon dalam Star Trek” (Lestari, 2012:). Penulis juga selalu menceritakan tokoh Bodhi yang mengindikasikan adanya keberadaan tokoh Bodhi selain sebagai tokoh protagonis, juga sebagai tokoh utama. Beberapa contoh yang menjelaskannya, yaitu “Permisi, Mas Bodhi. Selamat pagi [suaranya selip lagi]---Ehm!” (Lestari, 2012:). Seorang penagih uang sewa indekos mendaangi Bodhi. Penagih uang bermaksud untuk meminta uang sewa Bodhi yang menunggak selama enam bulan.
“Umur saya baru delapan belas tahun, tapi rasanya sudah hidup berabad-abad. Pada titik itulah saya memutuskan untuk keluar dari wihara. Menikmati saja neraka ini. Terbakar hangus, jangan nanggung... “ (Lestari, 2012:). Bodhi berniat untuk mencari kesejatian hidupnya. Bodhi ingin merasakan menjadi manusia normal yang bisa menghirup udara bebas.
“Setiap kali ku songsong terbitnya matahari, sesuatu dalam tubuhku seperti terkelupas” (Lestari, 2012:). Bodhi merasakan ada yang hilang setiap harinya. Guru Liong sedah menyarankannya untuk pergi meninggalkan vihara. Setidaknya Bodhi pernah menjadi manusia normal. Bodhi sudah sangat jenuh dengan kehidupannya yang monoton di vihara.
Kutipan pertama mengindikasikan adanya tokoh Bodhi dalam novel Supernova Episode Akar. Sedangkan kutipan kedua dan ketiga menjadi pengantar penulis untuk menceritakan tokoh Bodhi lebih lanjut.
4.1.5.2. Tokoh Antagonis dalam Novel Supernova Episode Akar
Untuk tokoh antagonis dalam novel ini adalah Ishtar Summer (Star) backpacker asal Hollywood yang menginap di Srinthip. Dalam novel ini Star selalu membawa amanat buruk seperti Star selalu mencari perhatian Bodhi dengan berbagai macam cara. Bahkan Star hampir menodai kesucian Bodhi sebagai umat Budha. Star pernah menuduh Bodhi mengintipnya ketika dia sedang berganti pakaian, kutipan ini dapat memperjelas bahwa Star menuduh Bodhi mengintipnya “Yes, you did. I’m not blind! You were staring at me. Dan, itu adalah pelecehan, tauk” (Lestari, 2012:). Star menuduh Bodhi tengah mengintipnya. Padahal Bodhi hanya menoleh kepada Heldegaard. Star dan Bodhi beradu mulut yang kemudian dilanjutkan dengan berdiam-diaman selama tiga hari.
Kutipan selanjutnya menerangkan keadaan tokoh Star, “Ia memperkenalkan diri: Star. Dan, seperti bintang, baik yang di darat maupun yang dilangit, ia berkilau” (Lestari, 2012:). Baru kali pertama Bodhi tertarik kepada seorang perempuan. Bodhi memandangi wajah Star yang cantik. Dalam hatinya Bodhi memuji-muji Star. Bodhi tidak sadar bahwa bahaya akan menimpanya.
“Berapa tarifnya?” Star bertanya (Lestari, 2012:). Setelah tiga hari berdiam-diaman, Bodhi dan Clark bertemu dengan Star yang sedang window shopping. Clark tiba-tiba mempromosikan tatto Bodhi kepada Star. Clark membuat Star percaya bahwa tatto Bodhi kualitas internasional. Star percaya dengan ucapa Clark. Star memutuskan untuk ditatto oleh Bodhi. Dengan berat hati Bodhi menerima permintaan Star. Ada firasat buruk yang sedang mengikuti Bodhi.
4.1.5.3. Tokoh Tritagonis dalam Novel Supernova Episode Akar
 Tokoh tritagonis dalam novel ini adalah Kell sahabat Bodhi yang mengajarinya tentang seni tatto. Penulis mencantumkan beberapa kutipan untuk menggambarkan bagaimana dan siapa Kell itu, “Kell mengantarku laksana melepas prajurit terakhirnya ke garis depan” (Lestari, 2012:). Kell mengantar Bodhi di depan pintu penginapan srinthip. Kell percaya jika Bodhi bisa menjaga dirinya. Namun, Kell tidak percaya dengan Star.
“Kalau saja Kell ada, perempuan itu pasti dihardiknya balik (Lestari, 2012:). Bodhi dihardik oleh Star di kamar penginapan srinthip. Star menuduh Bodhi mengintinya sedang berganti baju. Hal ini membuat Bodhi kesal. Bodhi memaki-maki Star dalam hati dan berharap Kell cepat kembali ke penginapan.
“Instruksi Kell bergema di ingatanku” (Lestari, 2012:). Bodhi mengingat instruksi Kell ketika Bodhi sedang diajari Kell menatto. Bodhi mencoba bersikap prefesional terhadap Star. Meskipun dari tadi Star selalu menggodanya dengan hal-hal yang menjijikkan.
Guru Liong adalah seorang biksu di Viharra yang mengasuh Bodhi dari bayi hingga umur 18 tahun. Penulis juga memberikan kutipan yang mengindikasikan keberadaa Goru Liong dalam novel Supernova Episode Akar, “Guru Liong bilang, karena itulah aku tidak mati-mati” (Lestari, 2012). Guru Liong bercerita kepada Bodhi divihara, mengapa Bodhi bisa merasakan penderitaan setiap makhluk. Pada kehidupan masa lalunya, Bodhi merupakan orang yang jahat sekali. Sehingga di masa sekarang Bodhi merasakan karma yang sangat berat.
“Lalu saya datang menghadap Guru Liong, mencium tangannya, dan bilang saya capek” (Lestari, 2012:). Bodhi benar-benar berniat untuk meninggalkan vihara. Bodhi ingin mencari kesejatiann hidupnya. Bodhi meminta izin kepada Guru Liong. Bodhi menceritakan niatnya dan segala keluh kesahnya kepada Guru Liong dan dengan kerendahan hati Guru Liong selalu siap mendengarkannya.
Tristan Sanders seorang backpacker asal Australia yang selalu baik dengan Bodhi, untuk mencerikan tokoh Sanders ini, penulis membutuhkan lebih dari satu latar tempat. Beberapa kutipan menjelaskan keberadaan Tristan, “Tristan berkata,”Bodhi, my baldy mate, saya tahu kamu bisa menjaga diri... “ (Lestari, 2012). Bodhi bertemu Tristan di Butterworth. Di sana mereka berkenalan dan saling bercerita. Tristan memberikan kitab backpackernya kepada Bodhi. Sebagai gantinya Bodhi memberikan tasbih dari Guru Liong kepada Tristan. Mereka berpisah di Stasiun Hua Lamphong.
“Tristan Cuma geleng-geleng kepala, “Baldy Bodhi.” Demikian ucapan terakhirnya sebelum tubuh itu membalik dan berjalan pergi” (Lestari, 2012). Tristan dan Bodhi berpisah di Stasiun Hua Lamphong. Meraka memutuskan untuk berjalan sendiri-sendiri.
Kutipan ini menjelaskan keberadaan Tristan dilain latar tempat, “Orang itu langsung bangkit. Tidak salah lagi! Itu Tristan! Aku tercekat sedikit---botak?” (Lestari, 2012:). Bodhi kembali bertemu Tristan di Golden Triangle. Ada yang berubah dari Tristan. Rambutnya menjadi botak. Semenjak Bodhi memberikan tasbihnya kepada Tristan, dia merasa ada suatu panggilan yang membawa dirinya menjadi seorang Budha.
“Tristan memasuki rumah itu tanpa ragu-ragu... “ (Lestari, 2012:). Tristan mengajak Bodhi untuk bekerja di ladang ganja. Tristan mengajak Bodhi ke tempat bosnya. Tristan mengatakan bahwa Bodhi ingin bekerja di ladang ganja.
Selain tokoh-tokoh di atas, ada beberapa tokoh lain yang hanya sekilas muncul dalam novel yaitu: Azmil (tamu penginapan), Pak Sembiring (satpam penginapan), Ompung Berlin (pembuat pasport palsu), Jan, Clark, Robin, dan Yvonne (teman sekamar Bodhi), Keo (pemandu wisata), Georgy (backpacker dari Jamaika), Luca (backpacker yang bekerja di ladang opium dan marijuana), Dieth (sopir kendaraan penumpang), Sorn Sum (seorang tentara Khmer), Epona O’Leary (pekerja CMAC), Neang Ry (pekerja CMAC), Michael Simone (pekerja CMAC), Khieu Tang (pekerja CMAC), Bong (Ketua komunitas punk), serta Nabil dan Fadil (anak orang kaya yang mengikuti aliran punk). Karena hanya sekilas muncul, maka sifat tokoh-tokoh tersebut tidak perlu dijelaskan secara rinci.
4.1.6. Perwatakan dalam Novel Supernova Episode Akar
Setiap tokoh selalu mempunyai watak. Dalam hal ini penulis mendapatkan point lagi. Penulis mampu menyuguhkan tokoh dengan watak berkembang. Misalkan, tokoh Bodhi yang awalnya tidak menghargai hidupnya. Selalu ingin mengakhiri hidupnya. Namun, diakhir cerita Bodhi sepertinya menikmati perjalanan hidupnya yang tak lurus dan tak mudah.
Ini adalah uraian dari watak-watak tokoh protagonis, antagonis, dan tritagonis.
4.1.6.1. Watak Bodhi dalam Novel Supernova Episode Akar
 Bodhi bertindak sebagai tokoh utama dalam novel ini. Bodhi diposisikan sebagai tokoh utama karena Bodhi lah yang selalu diceritakan dalam novel ini. Bodhi digambarkan memiliki banyak karakter oleh penulis karena posisinya sebagai tokoh sentral.
4.1.6.1.1. Mudah Putus Asa
Bodhi adalah tokoh yang kehidupannya penuh penderitaan, khususnya penderitaan batin. Sumber penderitaannya adalah ketidaktahuan akan identitasnya dan terutama indera keenam yang dimilikinya. Hal ini membuat Bodhi menjadi sosok yang mudah putus asa dan menganggap mati adalah jalan keluar. Hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa kutipan “Aku ingin si 'aku' mati. Siapapun itu sesungguhnya. Karena hidup ini terlalu sakit. Capek. Mau muntah. BLAH! PUAH! Hrrrrgkh . . . ]” (Lestari, 2012). Bodhi mengisi biodatanya. Tepat pada kolom cita-cita Bodhi mengisi dengan kata “mati”. Bodhi setuju bahwa semua orang pasti akan mati, tapi Bodhi hanya ingin mati lebih cepat. Bodhi merasa muak dengan urusan dunia yang tidak ada titik temunya.
“Kalau begitu, kenapa perlu ada kehidupan? Kenapa harus ada dunia? Sering terpikir untuk mati saja. Bunuh diri, kek, atau apa, kek” (Lestari, 2012). Bodhi dapat merasakan penderitaan semua makhluk karena indera keenamnya. Bodhi berfikir jika dunia ini penuh penderitaan mengapa harus ada dunia. Bodhi sering sekali berputus asa karena masalah yang menimpa dirinya.
“Atau jadi selokan, lalu diberaki anak kecil sekampung. Kadang-kadang, segalanya lebih baik dibandingkan jadi aku” (Lestari, 2012). Bodhi sedang siaran. Gun merequest lagu yang berjudung I still haven’t found what i’m looking for. Lagu ini mengingatkan Bodhi tentang hal yang belum ditemukannya. Bertahun-tahun Bodhi mencari namun dia tidak menemukannya. Bodhi ingin melarikan diri dari kenyataan. Bodhi ingin menjadi apapun tanpa terkecuali. Karena menurutnya lebih menyenangkan menjadi sesuatu yang bukan “Bodhi”.
“Namun, kebakaran itu... kesempatanku untuk mati... gagal lagi?” (Lestari, 2012). Ketika Bodhi ingin berangkat siaran, dia terpeleset dalam selokan hingga pingsan. Kemudian Bong menolong Bodhi. Ketika Bodhi tersadar, Bodhi mendapat kabar dari Bong bahwa gedung yang dipakai untuk siaran telah terbakar. Bodhi marah atas hal ini karena kesempatannya untuk mati gagal lagi.
Karena masa lalunya dan pengalaman dengan indera keenamnya, Bodhi menjadi sosok yang mudah takut dan bimbang. Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan “Dan kalimatnya menggetarkan nadiku. Empat bulan lebih aku tidak merasakan keanehan apa-apa. Empat bulan lebih aku terbebas dari takut tapi detik itu, aku kembali merasa terancam.” (Lestari, 2012:). Kell mencoba menerangkan kepada semua penghuni kamar srinthip, khususnya Bodhi, bahwa tatto itu tidak kottar. Tatto itu sendiri merupakan suatu keindahan. Semakin banyak Kell menjelaskan tentang tatto, Bodhi semakin tertarik ke dalam dunia Kell. Bodhi seakan merasakan hal yang sama dengan Kell. Bodhi takut hal ini nantinya membuat kemampuan indera keenamnya muncul lagi.
Semakin masuk ke bagian klimaks, tokoh Bodhi digambarkan penulis dengan watak yang berkembang. Bodhi lebih menghargai hidupnya. Dia menjadi manusia yang rajin. Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan “Hampir tiga bulan penuh saya dan Kell terus bersama. Setiap hari saya melatih garis dengan penggunaan jarum tunggal sampai lima jarum sekaligus, melatih teknik gradasi dan pewarnaan.” (Lestari, 2012). Kell terus melatih Bodhi menatto. Semakin hari Bodhi menunjukkan perubahan yang positif. Mereka berlatih dari membuat garis luar, pewarnaan, dan gradasi. Kell juga mengajari Bodhi untuk membuat tatto sesuai kepribadian klien.
4.1.6.1. Watak Star dalam Novel Supernova Episode Akar
Selain tokoh protagonis, penulis juga menyeguhkan tokoh antagonis. Pada umumnya dalam sebuah cerita fiksi, tokoh protagonis selalu berpasangan dengan tokoh antagonis. Atau kata lain tokoh antagonis dan tokoh protagonis tidak bisa dilepas. Karena hal itulah yang nantinya akan membuat cerita semakin menarik. Dalam novel Supernova Episode Akar, tokoh yang dijadikan penulis sebagai tokoh antagonis adalah Ishtar Summer (Star). Star seorang wanita cantik dari Hollywood. Dia seorang backpacker, namun tidak seperti backpacker pada umumnya. Star selalu mencuri perhatian Bodhi, salah satunya dengan mempertontonkan tubuh seksinya sebelum tidur dengan alasan ingin berganti baju. Penulis memberikan beberapa kutipan untuk mengindentifikasikan kedudukan Star sebagai tokoh antagonis dalam novel ini “Perempuan itu dengan sengaja mencari gara-gara, aku dapat merasakannya” (Lestari, 2012). Star menuduh Bodhi mengintipnya saat berganti baju. Padahal Clark dan Jan yang jelas-jelas mengintip Star setiap hari saat dia berganti baju. Hal ini membuat Bodhi berfikir bahwa Star memang ingin mencari masalah dengan Bodhi.
“Di tempat yang saya merasa cukup nyaman untuk buka baju” (Lestari, 2012). Star ingin ditatto oleh Bodhi di bagian payudara. Maka dari itu Star meminta izin untuk menggunakan kamar penginapan selama sore agar Bodhi bisa menattonya.
“Saya percaya kamu sepenuhnya, Bodhi. Star-lah yang tidak saya percaya... “ (Lestari, 2012). Saat Kell mengantar Bodhi ke kamar penginapan, dia merasa khawatir terhadap Bodhi. Kell sangat mempercayai Bodhi. Namun, Kell tidak percaya sedikit pun kepada Star.
Pada kutipan pertama tokoh Star dijelaskan oleh paparan Bodhi. Untuk kutipan kedua penulis menggambarkan tokoh Star melalui percakapan Star dengan Bodhi. Dan yang terakhir,
4.1.6.3. Watak Guru Liong, Kell, dan Tristan dalam Novel Supernova Episode Akar
Penulis menentukan tokoh Guru Liong sebagai tokoh tritagonis. Sesuai dengan jenisnya, Guru Liong ini adalah tokoh pendukung yang mendukung tokoh utama, yaitu Bodhi. Guru Liong memiliki watak yang sabar dan rendah hati. Selalu menaungi Bodhi dan dengan sabar merawat Bodhi selama delapan belas tahun. Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan “Kali pertama dalam delapan belas tahun, aku memberanikan diri untuk menyentuh muka orang itu, manusia yang selalu memayungiku seperti langit. Kutangkupkan kedua tanganku di pipi tuanya (Lestari, 2012:). Bodhi berniat menemui Guru Liong untuk meminta izin atas niatnya mencari kesejatian hidup. Bodhi melihat setiap lekukan wajah Guru Liong yang halus dan sejuk. Bodhi sangat menyayangi Guru Liong. Bodhi ingin memeluk Guru Liong, namun ditepiskan segera oleh Guru Liong.
Ada juga kutipan yang menyebutkan bahwa Guru Liong adalah segalanya bagi Bodhi, yaitu “Guru, orangtua, keluarga, sekaligus sahabat saya, ada di sosok satu Zang Ta Long. Biasa dipanggil dengan sebutan Guru Liong” (Lestari, 2012). Selama delapan belas tahun Bodhi diasuh oleh Guru Liong dengan penuh kasih sayang. Bodhi menganggap Guru Liong sebagai segalanya. Bodhi pun juga menyayangi Guru Liong dengan tulus, layaknya anak dan bapak, sahabat, dan keluarga.
Selain Guru Liong, penulis menentukan Kell dan Tristan Sanders sebagai tokoh trotagonis yang selalu mendukung Bodhi sebagai tokoh utama.
Kell adalah seorang laki-laki berumur sekitar 35-an. Ayahnya orang Irlandia, ibunya orang Mesir. Kell berwajah tampan. Watak tokoh Kell adalah suka berpetualang, humoris, sabar, baik, kreatif, dan mudah bergaul. Hal ini dapat dibuktikan dengan kutipan “Namanya Kell. Umurnya barangkali sekitar 35-an. Ayahnya orang Irlandia yang juga pengelana, menikahi wanita Mesir, dan jadilah dia dengan kombinasi genetika yang sempurna. Kami semua berpikir kenapa dia tidak jadi bintang film” (Lestari, 2012:). Kali pertama Kell bergabung dalam kamar kecil di penginapan srinthip, semua penghuni kamar terpesona dengan wajah Kell. Terutama Robin dan Yvonne. Wajah yang tampan dan pengalaman yang aneh menjadi daya tarik Kell. Semua orang di kamar mengagumi Kell, kecuali Bodhi.
“Ekor ular bercabang menjadi tumbuhan, kucing bertubuh burung, bebek berekor ikan, anjing bersayap. Kombinasi-kombinasi itu hanyalah upaya menerjemahkan kompleksitas alam yang tak terjangkau akal manusia” (Lestari, 2012). Dengan kreatifitasnya Kell menerjemahkan simbol-simbol tatto kepada Bodhi. Perlahan tapi pasti, Bodhi mulai tertarik dengan tatto dan Kell.
“... Saya juga diajari merawat mesin, mempreteli dan merakit ulang mesin, berkenalan dengan setiap komponen, memahami setiap sendi dan urat revolution-nya.” (Lestari, 2012). Tidak hanya diajari menatto, Bodhi juga diajari Kell untuk merawat mesin, mempreteli, dan merakit ulang. Memahami apapun tentang tatto dan revolutionnya Kell.
“Di kamar, duduk santai di atas kantong tidurku, mereka bernyanyi bersahutan. No woman, no cry . . . , Kell bernyanyi asyik menghadap plafon, disambut si pria Thailand. No wo-man, no ka-aii!!” (Lestari, 2012:). Kell memilih si pria Thailand sebagai korban pertama Bodhi. Kell dan si pria Thailand duduk di kamar—di atas kantong tidur Bodhi.
“Kell dan gelandangan iu tertawa-tawa, seolah tersadar samsara masing-masing bahwa mereka sepasang kekasih dikehidupan lampau” (Lestari, 2012). Bermodal bohong bahwa Kell mengenal kakak dari si pri Thailand itu, Kell langsung akrab dengannya. Meraka bercanda dan tertawa dengan lepas. Setelah si pria Thailand larut dalam dunia Kell. Kell menjadikan si pria Thailand sebagai klien paksa. Kell berjanji akan membayar si pria Thailand itu jika dirinya mau ditatto oleh Bodhi.
“Sekali-kali, Kell membelikanku baju karena punyaku kebanyakan sudah tipis dan hampir sobek” (Lestari, 2012). Kell begitu baik dan perhatian kepada Bodhi. Kell sangat paham atas keadaan ekonomi Bodhi yang tidak memungkinkan Bodhi untuk berbelanja pakaian. Oleh karena itu Kell dengan senang hati membelikan Bodhi pakaian di toko karena baju milik Bodhi sudah tipis.
Tristan Sanders adalah seorang backpacker yang selalu berbuat baik kepada Bodhi. Penulis tidak terlalu menggambarkan tokoh Tristan secara eksplisit. Namun, tokoh Tristan cukup berpengaruh dalam novel Supernova Episode Akar. Penulis memberikan beberapa kutipan yang menunjukkan keberadaan Tristan sebagi tokoh tritagonis dalam novel ini, “Tristan berkata,”Bodhi, my baldy mate, saya tahu kamu bisa menjaga diri... “ (Lestari, 2012:). Bodhi bertemu Tristan di Butterworth. Di sana mereka berkenalan dan saling bercerita. Tristan memberikan kitab backpackernya kepada Bodhi. Sebagai gantinya Bodhi memberikan tasbih dari Guru Liong kepada Tristan. Mereka berpisah di Stasiun Hua Lamphong.
“Tristan Cuma geleng-geleng kepala, “Baldy Bodhi.” Demikian ucapan terakhirnya sebelum tubuh itu membalik dan berjalan pergi” (Lestari, 2012). Tristan dan Bodhi berpisah di Stasiun Hua Lamphong. Meraka memutuskan untuk berjalan sendiri-sendiri.
Kutipan ini menjelaskan keberadaan Tristan dilain latar tempat, “Orang itu langsung bangkit. Tidak salah lagi! Itu Tristan! Aku tercekat sedikit---botak?” (Lestari, 2012). Bodhi kembali bertemu Tristan di Golden Triangle. Ada yang berubah dari Tristan. Rambutnya menjadi botak. Semenjak Bodhi memberikan tasbihnya kepada Tristan, dia merasa ada suatu panggilan yang membawa dirinya menjadi seorang Budha.
“Tristan memasuki rumah itu tanpa ragu-ragu... “ (Lestari, 2012). Tristan mengajak Bodhi untuk bekerja di ladang ganja. Tristan mengajak Bodhi ke tempat bosnya. Tristan mengatakan bahwa Bodhi ingin bekerja di ladang ganja.
4.1.7. Sudut Pandang dalam Novel Supernova Episode Akar
            Sudut pandang yang ditentukan oleh pengarang dalam novel ini adalah orang pertama pelaku utama. Dari tahap pengenalan masalah sampai tahap anti klimaks “Aku” selalu bercerita tentang dirinya dan kehidupan masalalunya. Hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa kutipan Aku melihat kilatan di mata Star. Perasaanku tidak enak. (Lestari, 2012). Aku sependapat. Dan, perjalanan ke kamar terasa ekstra panjang, penginapan ini ekstra sunyi. (Lestari, 2012:89). “Sekali-kali, Kell membelikanku baju karena punyaku kebanyakan sudah tipis dan hampir sobek” (Lestari, 2012). “Kali pertama dalam delapan belas tahun, aku memberanikan diri untuk menyentuh muka orang itu, manusia yang selalu memayungiku seperti langit. Kutangkupkan kedua tanganku di pipi tuanya (Lestari, 2012).
4.1.8. Amanat dalam Novel Supernova Episode Akar
            Pengarang menyampaikan suatu amanat dalam novel Supernova Episode Akar. Amanat dalam novel Supernova Episode Akar, yaitu carilah kesejatian hidup yang hakiki. Jangan pernah gentar akan masalah yang dihadapi. Jika kita selalu berpegang teguh pada keyakinan, kita akan selalu dilindungi Tuhan. Sama seperti tokoh Bodhi. Demi mencari kesejatiannya, Bodhi bertekad untuk berpetualang. Dalam perjalanannya untuk pencarian kesejatian, Bodhi tidak lepas dari berbagai masalah. Dengan bantuan Tuhan, Bodhi dapat melewati semuanya.

Nb: Semoga ini bemanfaat untuk pembelajaran sastra dan pelestarian novel sastra Indonesia. Thx for read :-)
Hak Cipta Oleh: 
Almadinda Violita Sarajivo

1 komentar:

  1. Terimakasih postnya sangat bermanfaat. Mari kunjungi juga blog saya https://blog.ppns.ac.id/tl/lukmankhakim/

    BalasHapus